Minggu, 24 Juli 2011

TAMAN YANG BIRU

Di hamparan taman yang biru
Kupetik setangkai mawar yang merekah
ku hembuskan dengan cahaya rindu dan percikan rasa
kala embun fajar masih berselimut malam

ku berikan untukmu dengan seikat senyum yang indah
dan gurat wajahmu mengambang penuh dengan kebahagian

Lalu kulihat kupu kupu bercakap denganmu
menebarkan bintang bintang di udara
di mana tatapan cintamu, bercahaya

berkilau dengan indah

Kamis, 21 Juli 2011

MELODI RINDU

Melodi rindu melantunkan nada malam

pada kepakan sayap bintang dan senyum rembulan
pada gemericik air sungai di bebatuan
pada hembusan angin lembut yang meniup awan
pada debur ombak yang mengecup pantai

jemari rasaku menyentuh hatimu
nada merdu pun tercipta oleh sentuhan rindu

Kuiringkan melodi pada setiap angin yang menyapa
kuiringkan nyanyian pada setiap embun yang menggoda
ku iringkan puisi pada merpati yang terbang di dahan

selaras nafas kubisikkan di telingamu
nada nada rindu yang hangatkan malam
nada nada rindu yang getarkan hati

bergetar hanya untukmu
ketika rindu ini menyapa
dan ku petik dengan puisi

Rabu, 20 Juli 2011

REMBULAN YANG MENARI

Kilau kristal rembulan menari di taman langit
tersenyum pada bintang gagah yang mengorbit tenang
menyimpan degub cahaya lembut yang berkilau
Di hamparan malam kujelajahi cakrawala yang anggun berhias
mengepakan sayap yang membentang di persada

langit malam lebih sejuk terasa di rasa
sehangat bila aku memandangmu
bintang-bintanpun menitipkan sinarnya padamu
berkedip indah di kedua kelopak matamu
Aku petik bintang satu yang bergemelap
ku jadikan hiasan indah rambutmu
nampak cantik dengan senyum yang merekah

seperti sinar mata rembulan yang menembus hatiku
sayap sayap cahaya dengan lembut mendekapmu
melingkar teduh dipundak hening malamku

SENYUM PAGIMU

Malam aku masih terjaga
menulis puisi dalam birunya beranda
merangkai kata demi kata
mengurai syair demi syair

rembulan masih bergelayut di rimbunnya langit
menghangatkan dekap kerinduan yang ada
dan embunpun mulai berjatuhan mengecup dedaunan
berkilau menjelma bianglala

kuyakinkan padamu kala fajar tiba
seberkas cahaya mentari aku titipkan kepadamu
kubukakan untukmu menyelusup di jendela
mengusap usap rasamu hingga dirimu terjaga

langitpun menhamparkan senyumnya untukmu
bunganya bertaburan memenuhi semesta.

Lihatlah
kupu kupu menari menyapa pagimu
ramai berebut indah senyummu
senyum yang mengetarkan pagi yang ceria

TAK BISA MENULIS PUISI

Aku tak bisa merangkai kata
karena aku bukanlah seorang pujangga
untuk menuliskan sebuah puisi cinta
ataupun sebuah syair kerinduan

Aku hanya bisa tatap wajahmu
menulis puisi pada dinding rasa
pada sentuhan embun yang basahi hatimu
pada hembusan angin yang menerpa senyummu

Hingga malam menemaniku
menunggu fajar yang hampir tiba
Bahkan bintang-bintangpun telah
bergugur
masih saja bait puisi belum terbaca

seribu bintang masih menunggu
di atas kelambu langit yang biru

malampun masih terjaga
di atas bumi
tempat kita berbagi dalam
rajutan cinta, dan berbagi cerita

untuk menciptakan kata.

TEDUHNYA HATIMU

Hidangan malam tersaji dalam dekapan rembulan
malam kau suguhkan dengan senyum manis terkulum
lentik jemarimu menari bak penari bali yang gemulai
cahaya rembulan dimatamupun tak sanggup ku syairkan

dalam hangatnya tembang yang terperangkap hembusan rasa
laksana desir angin yang goyangkan embun fajar
melukiskan puisi yang indah di kelopak tawa renyahmu
kuseduh dengan bait bait sajak yang hangat

aku menghangatkan rasa di teduh hatimu
di setiap tetesan embun yang ku rangkai menjadi mawar

pada sinar matamu yang anggun,
pada senyummu yang molek
pada sketsa rasamu yang hangat
pada jejakmu yang terang benderang

EMBUN CINTAKU

Embun-embun berjatuhan dari langit
ketika malam mulai mengembang
melepaskan kepenatan di cahaya rembulan
rerumputan melambai di hembus sepoy angin

embun embun mulai bersemayam di daun
seperti butir air mata yang jatuh ke pipi
lalu ku simpan dalam puisi malam
untuk menemani lelap tidurmu

Aku buatkan puisi yang indah
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih

Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku