PUISI KERINDUAN PADA SEBUAH RASA - Alam Biru-Nya ( ABI )
Aku tak bisa merangkai kata seindah pujangga. Aku tak bisa bersyair kata seindah penyair. Aku tak bisa menulis kata seindah penulis. Aku tak bisa pandai berkata kata Dalam gelap aku hanya ingin melihat terang. dalam suka aku hanya ingin melihat. duka dalam sedih aku hanya ingin melihat senyum.
Minggu, 24 Juli 2011
Kamis, 21 Juli 2011
MELODI RINDU
Melodi rindu melantunkan nada malam
pada kepakan sayap bintang dan senyum rembulan
pada gemericik air sungai di bebatuan
pada hembusan angin lembut yang meniup awan
pada debur ombak yang mengecup pantai
jemari rasaku menyentuh hatimu
nada merdu pun tercipta oleh sentuhan rindu
Kuiringkan melodi pada setiap angin yang menyapa
kuiringkan nyanyian pada setiap embun yang menggoda
ku iringkan puisi pada merpati yang terbang di dahan
selaras nafas kubisikkan di telingamu
nada nada rindu yang hangatkan malam
nada nada rindu yang getarkan hati
bergetar hanya untukmu
ketika rindu ini menyapa
dan ku petik dengan puisi
pada kepakan sayap bintang dan senyum rembulan
pada gemericik air sungai di bebatuan
pada hembusan angin lembut yang meniup awan
pada debur ombak yang mengecup pantai
jemari rasaku menyentuh hatimu
nada merdu pun tercipta oleh sentuhan rindu
Kuiringkan melodi pada setiap angin yang menyapa
kuiringkan nyanyian pada setiap embun yang menggoda
ku iringkan puisi pada merpati yang terbang di dahan
selaras nafas kubisikkan di telingamu
nada nada rindu yang hangatkan malam
nada nada rindu yang getarkan hati
bergetar hanya untukmu
ketika rindu ini menyapa
dan ku petik dengan puisi
Rabu, 20 Juli 2011
REMBULAN YANG MENARI
Kilau kristal rembulan menari di taman langit
tersenyum pada bintang gagah yang mengorbit tenang
menyimpan degub cahaya lembut yang berkilau
Di hamparan malam kujelajahi cakrawala yang anggun berhias
mengepakan sayap yang membentang di persada
langit malam lebih sejuk terasa di rasa
sehangat bila aku memandangmu
bintang-bintanpun menitipkan sinarnya padamu
berkedip indah di kedua kelopak matamu
Aku petik bintang satu yang bergemelap
ku jadikan hiasan indah rambutmu
nampak cantik dengan senyum yang merekah
seperti sinar mata rembulan yang menembus hatiku
sayap sayap cahaya dengan lembut mendekapmu
melingkar teduh dipundak hening malamku
SENYUM PAGIMU
Malam aku masih terjaga
menulis puisi dalam birunya beranda
merangkai kata demi kata
mengurai syair demi syair
rembulan masih bergelayut di rimbunnya langit
menghangatkan dekap kerinduan yang ada
dan embunpun mulai berjatuhan mengecup dedaunan
berkilau menjelma bianglala
kuyakinkan padamu kala fajar tiba
seberkas cahaya mentari aku titipkan kepadamu
kubukakan untukmu menyelusup di jendela
mengusap usap rasamu hingga dirimu terjaga
langitpun menhamparkan senyumnya untukmu
bunganya bertaburan memenuhi semesta.
Lihatlah
kupu kupu menari menyapa pagimu
ramai berebut indah senyummu
senyum yang mengetarkan pagi yang ceria
menulis puisi dalam birunya beranda
merangkai kata demi kata
mengurai syair demi syair
rembulan masih bergelayut di rimbunnya langit
menghangatkan dekap kerinduan yang ada
dan embunpun mulai berjatuhan mengecup dedaunan
berkilau menjelma bianglala
kuyakinkan padamu kala fajar tiba
seberkas cahaya mentari aku titipkan kepadamu
kubukakan untukmu menyelusup di jendela
mengusap usap rasamu hingga dirimu terjaga
langitpun menhamparkan senyumnya untukmu
bunganya bertaburan memenuhi semesta.
Lihatlah
kupu kupu menari menyapa pagimu
ramai berebut indah senyummu
senyum yang mengetarkan pagi yang ceria
TAK BISA MENULIS PUISI
Aku tak bisa merangkai kata
karena aku bukanlah seorang pujangga
untuk menuliskan sebuah puisi cinta
ataupun sebuah syair kerinduan
Aku hanya bisa tatap wajahmu
menulis puisi pada dinding rasa
pada sentuhan embun yang basahi hatimu
pada hembusan angin yang menerpa senyummu
Hingga malam menemaniku
menunggu fajar yang hampir tiba
Bahkan bintang-bintangpun telah
bergugur
masih saja bait puisi belum terbaca
seribu bintang masih menunggu
di atas kelambu langit yang biru
malampun masih terjaga
di atas bumi
tempat kita berbagi dalam
rajutan cinta, dan berbagi cerita
untuk menciptakan kata.
karena aku bukanlah seorang pujangga
untuk menuliskan sebuah puisi cinta
ataupun sebuah syair kerinduan
Aku hanya bisa tatap wajahmu
menulis puisi pada dinding rasa
pada sentuhan embun yang basahi hatimu
pada hembusan angin yang menerpa senyummu
Hingga malam menemaniku
menunggu fajar yang hampir tiba
Bahkan bintang-bintangpun telah
bergugur
masih saja bait puisi belum terbaca
seribu bintang masih menunggu
di atas kelambu langit yang biru
malampun masih terjaga
di atas bumi
tempat kita berbagi dalam
rajutan cinta, dan berbagi cerita
untuk menciptakan kata.
TEDUHNYA HATIMU
Hidangan malam tersaji dalam dekapan rembulan
malam kau suguhkan dengan senyum manis terkulum
lentik jemarimu menari bak penari bali yang gemulai
cahaya rembulan dimatamupun tak sanggup ku syairkan
dalam hangatnya tembang yang terperangkap hembusan rasa
laksana desir angin yang goyangkan embun fajar
melukiskan puisi yang indah di kelopak tawa renyahmu
kuseduh dengan bait bait sajak yang hangat
aku menghangatkan rasa di teduh hatimu
di setiap tetesan embun yang ku rangkai menjadi mawar
pada sinar matamu yang anggun,
pada senyummu yang molek
pada sketsa rasamu yang hangat
pada jejakmu yang terang benderang
malam kau suguhkan dengan senyum manis terkulum
lentik jemarimu menari bak penari bali yang gemulai
cahaya rembulan dimatamupun tak sanggup ku syairkan
dalam hangatnya tembang yang terperangkap hembusan rasa
laksana desir angin yang goyangkan embun fajar
melukiskan puisi yang indah di kelopak tawa renyahmu
kuseduh dengan bait bait sajak yang hangat
aku menghangatkan rasa di teduh hatimu
di setiap tetesan embun yang ku rangkai menjadi mawar
pada sinar matamu yang anggun,
pada senyummu yang molek
pada sketsa rasamu yang hangat
pada jejakmu yang terang benderang
EMBUN CINTAKU
Embun-embun berjatuhan dari langit
ketika malam mulai mengembang
melepaskan kepenatan di cahaya rembulan
rerumputan melambai di hembus sepoy angin
embun embun mulai bersemayam di daun
seperti butir air mata yang jatuh ke pipi
lalu ku simpan dalam puisi malam
untuk menemani lelap tidurmu
Aku buatkan puisi yang indah
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih
Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku
ketika malam mulai mengembang
melepaskan kepenatan di cahaya rembulan
rerumputan melambai di hembus sepoy angin
embun embun mulai bersemayam di daun
seperti butir air mata yang jatuh ke pipi
lalu ku simpan dalam puisi malam
untuk menemani lelap tidurmu
Aku buatkan puisi yang indah
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih
Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku
Langganan:
Postingan (Atom)