Minggu, 17 April 2011

BULIR RINDU

Gelembung gelembung akan.
indah nikmat rasa ,
bergemuruh pada bayang
mayapun yg semakin nyata.
dalam bulir bulir rindu.
yg terus menggumpal menyatu.
akan makna rasa yang semakin ada.

Bulir rindu terjaga pada dua hati.
yang terpaut akan janji
setia pada altar cinta kasih yang di kehendakiNYA.
Doa yang terangkum tulus pada jiwa .
yang teduh kan beri pijar akan terang .
menyibak langit memeluk rembulan.
menciptakan aroma indah.
akan damai hati sepanjang hari.

Para dewa berpesta akan keindahan yang tercipta
akan bersatunya cahaya indah dalam.
dua insan yang berbagi kasih.
yang terarus padaNYA.

Puji dan syukur terucap akan ucap .
doa santun dari seorang malaikat .
yang ikut memeriahkan altar cinta yang tersaji.
dalam keindahan yang hakiki
kisah dua sejoli yang di berkati.

Damai hati nan selalu suci
sesuci hati mahadewi dikayangan
dihiasi alam biru semesta yang membentang luas
membuat para dewa tersenyum bahagia.

Senyum yang dinantikan sang bidadari
Senyum tulus dan damai akan keindahanNYA
Merasuki jiwa yang tenang

Betapa bahagianya hati bidadari mahadewi
terpaut gejolak hati karena rindu
membuat para dewa tersenyum.

Semuanya bergembira,bahagia
akan keindahan yang dirasakan
detik demi detik waktu takkan terasa lama
semua menikmati keindahan yang telah diberikanNYA
hanya jiwa yang penuh keindahan dapat menikmati
betapa indahnya alam semesta ini
dihiasi senyuman dari hati yang ikhlas. 

PROSES ADAM DAN HAWA

Ketika proses ada dalam cipta kafilah di bumi
beri arti akan hidup,malaikat dan iblis pun bertanya padaNYA
akan kesetian mereka  tasbih padaNYA yang tak pernah henti
selalu memuji dan sujud akan tercipta sebuah insan
yang akan membuat bencana di bumi,

DIA yang mengetahui  maksud yang tersirat,
beri makna pada malaikat dan iblis ntuk bersujud
pada makhluk kotor tercipta dari tanah,
IBLIS  enggan  kemulian di berikan pada manusia
Untuk bersujud pada manusia

tercipta adam atas kehendakNYA di berikan ilmu atasnya
di lebihkan dari malaikat dan iblis ntuk mengeja akan nama kebesaranNYA.
ADAM tercipta ,di berikan pasangan di ambil dari tulang rusuknya
Seorang insan teman setia bernama HAWA
tinggal di surga menikmati rasa  indahnya alam BIRU
ada pantang tak terhindar pada sebuah janji  untuk menikmati  buah quldi
ADAM tak luruh akan goda iblispun tak hilang akal,
berpindah akan HAWA untuk goda dirinya.

Tobatpun ada  keduanya tak ingin berpacu nafsu yang ada
kesalahan ada surgapun hilang, tak layak tinggal disana
Tempat ada tersediakan di bumi mendapatkan kesenangan hingga
pada suatu masa yang  terjadi


“Turunlah kamu semuanya dari syurga itu! Kemudian jika datang kepada kamu petunjuk dariKu (melalui Rasul-rasul dan Kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka), maka sesiapa yang mengikuti petunjukKu itu nescaya tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita”.
(qs Al baqoroh .38)

DEMI MASA

Demi masa
jalan terus berdentang
pada liku yang terjalani
menapak pada laku
yang terus saja berjalan
berkejar dengan ingin
yang terus bergelora
mencari harap pada dunia
berlimpah akan harta
berlimpah akan ilmu
berlimpah akan bahagia

Masa terus berjalan
pada indah poros waktu
terus menyekat dalam buai
mengikat raga akan letih
menjerat jiwa akan lelah
berbondong pada kosong
berbaris dengan hanpa

Kisah pada wahyu
ucap yang terbaca
tertulis pada kitab suci
 semua manusia merugi
pada waktu yang terbuang
terkecuali tersampaikan
mereka yang selalu beramal saleh
saling menasehati
kebenaran dan kesabaran.

Cermin terkaca pada diri
melihat ke dalam hati
menerawang pada qolbu
tak ingin tersia pada masa yang ada


“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Al-Ashr: 1-3)

NAFAL FOREFER

Sekat ada pada bayang diri
akan lemah terbujur lelah
linang tetes bertajur peluh
akan jauh kepergianmu
diri terpaku akan diam
akan bayang semu yang menghadang

Gelora terus bertahan
akan rona bayang kisah lam
bergelayut terus ada
pada dinding hati
pada rasa pijar manja
sekeping cinta yang terjejak

Aku buka lembar pada hampar
pada sosok yang mulai membayang
dalam malam indah siang
pada getar rindu yang terpahat
namun bayang keping tak mau hilang
akan segumpal rasa yang tertinggal
pada rindu yang terkekang

Tuhan artikan makna yang tersaji
pada rasa yang tak ingin berganti
pada kenang yang selalu ada

AKU PEMUJA KESUNYIAN

Dalam indah malam yang tak bertepi
menunggu fajar yang kunjung datang
ku pagut rindu pada dinding yang kokoh
menebar pada lantai yang basah
berpendar pada ruang yang kosong


Aku terus cari rindu di keheningan sunyi
bertanya pada sang bintang
bertanya pada embun malam
bertanya pada seuntai kabut
aku terrus mencari pada kegelapan
selalu saja tersekat pada dinding yang kotor
tetap saja tak ku dapati


Aku rindu sunyi yang damai
aku rindu sunyi yang hening
aku rindu sunyi yang tak berbaju
aku rindu sunyi yangtak berbingkai
sunyi yang membuat diri selalu ada

dalam rindu akan DIA
dalam damai dengan DIA
pada indah rasa DIA


AKU PEMUJA KESUNYIAN

Rindu KepadaMU

Bila rindu itu datang dekaplah
pada indah rasamu
pada indah ragamu
alirkan pada selubung nadimu
alirkan pada indah darahmu
alirkan pada katub jantungmu

Bila rindu itu datang tersenyumlah
pada kedua kelopak matamu
pada kedua telingamu
pada indah basah bibirmu

Bila rindu itu datang menarilah
pada lincah kedua tanganmu
pada gerak indah kakimu
pada indah gerak kepalamu

Ku ingin rindu itu bagian darimu
ku ingin rindu itu mengikuti gerakku
ku ingin rindu itu jadi bayangku
karena aku sang pemuja rindu

Rndu atas kasihmu
rindu atas sayangmu
rindu atas nikmatmu
semua yang ada membuat aku rindu
rindu damai rindu indah
rindu kepadaMU

TERSENYUMLAH

Kita berjalan susuri pantai
di keindahan mentari
yang tersenyum malu
bergelayut denagn mesra
pada indah awan yang biru

kita bergandeng tangan
saling tersenyum manis
tersipu menunduk malu
menatap lngit biru
yang selalu saja ada
memayungi hati kita

ku peluk dirimu erat
dalam keindahan raga
dalam keindahan rasa
bertabur bintang rindu

kita duduk di tepi pantai
pandangi ombak laut
yang meliuk mesra
berkejar akan indah
menghampiri karang
dengan senyum penuh ceria


Kita rebah bersama
di pantai pasir yang indah
memandang awan
memandang pelangi
yang merona malu
akan rasa yang tercipta


tersenyumlah

AKU HANYA UNTUK-MU

Kuhadapkan wajahku dalam keheningan malamMU
mengarungi bayang dan jejak langkah kehidupanku
bercermin tanpa cermin, melihat ke dalam relung samudra hati
sujud, terengkuh dalam kepasrahan dalam jiwa yang penuh biru
Aroma doa tulus yang ter sajikan dalam keheningan malam
tak akan bias di telan angin dan di terpa hujan

DIA Maha mendengar,DIA Maha memberi tanpa di minta
dan semakin memberi ketika diri semakin memohon
DIA....Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan
dan keperkasaan.Betapun kulukiskan keagungan-MU
dengan deretan huruf.Kekudusan-MU, keindahanMU
tetap meliputi semua arwah.Engkau tetap Yang Maha Agung,



DUHAI pemilik dunia. ajarkan diri menundukan dunia
bukan diri yang tunduk pada dunia dengan kunangnya
bila kilauan dunia menyilaukan pandanganku
bila taburan permata dunia mendebarkan hati
ingatkan diri ini,kasih sayangMU lebih besar dari dunia
yg akan ku tinggalkan,jadikan hati ini damai
selalu mengingatMU,cinta padaMU, rindu untukMU

MASIHKAH ADA

Malam mulai beranjak kembar
pada hening fajar yang tak berkesudah
kunanti bayang diri yang tak mau juga datang
membasuh malam yang tak bertepi
berpihak pada kerinduan sungai
yang mengalir dalam suguhan riak sunyi

ku nanti terus pada rindu bayangku
pada sekeping asa yang yang tertoreh
pada tanah yang lembab
penuh dengan hembusan ringkih



malam mulai beranjak kelu
pada sunyi yang tak pernah berhenti
pada sunyi yang tak bernyanyi rindu

aku berteriak dalam kesendirian
menyanyi kidung rindu relung
bergesek pada desir angin biru
dan dirimupun masih terdiam beku

kau tinggalkan malam tanpa bersuara
tanpa gerak yang terbaca
tanpa langkah yang tak berdentang
tanpa suara yang tak terekam
hanya desir,hanya remuk yang ku punya
masihkah ada yang lain.............


MENJADI WANITA SEJATI

Berdetak akan nada nada yang terus berdentang
mengusung buai pada indahnya kunang
yang terus mengejar di indah malam
berpendar kabut tak hilang tersibak
akan gurat masa yang harus terlewati
memberi pijak akan laut yang tak berbuih .

akan aku gurat dahan yang tak berbatang
jalan terus terlewati pada padang terhampar

pada petak pintu yang tak berjendela
pada derai awan yang tak berasap
pada rintik hujan yang tak bergema
pada air mata yang tak bisa menari
pada sunyi yang terpahat di dinding


terus mencari di remang lentera
pada deras malam pada terik siang
memandang langit yang teduh
pada telaga indah di dasar hati
agar menjadi wanita sejati

DENTING MALAM

Lama tak jumpa pada sentuhan
indah di garis bujur maya biru
yang memberi arti pada nilai yang tergurat

akan gelora nada yang penuh ucap
akan gelora rasa yang penuh tanya
akan untain embun yang menetes lirih
akan getar yang mengulum sunyi



terus menari pada kidung keindahan rasa
terus menata pada nyanyian santun raga
terus memancar pada denting irama

mencari indah mistery, pada serenceng takbir
yang terus gemerincing di heningnya malam
bergelombang pada getar angin yang menata rindu
mengerling bidadari yang menatap nanar
akan buai asma yang bersenandung lafadz
pada keindahan malam yang merentas sunyi

PERJALANAN JIWAKU

Jiwaku bermain dengan percikan percikan cahaya pagi yang lumuri jasadku senyum dan canda saling berbagi akan kenikmatan yang terasa, kicau burungpun ikut menemani di iringi desau dedaunan dan desah rerumputan sungguh keindahan bumi Tuhan sangat mempersona kelopak hati.




Jiwaku kini menyelaraskan langkah dengan bumi dan inti alam semesta, meniupkan seruling melalui hati yang berbisik sepanjang waktu dan berubah menjadi musik keindahan, jiwaku mencintai kehidupan mendekatkan diri dengan rahasia terdalam kehidupan,berteman dengan cinta menyatu dengan diri sejati dan dengan Tuhan.



Jiwaku berjalan pada serpihan serpihan salju yang tebarkan sejuk melintasi senja pada bukit yang rimbun, berjalan meniti pada angin yang aku tapak, ku bentangkan kedua sayap hingga aroma kehangatan melati menerpa jasadku, jiwaku selalu menatap langit dan memijak bumi, seperti hamparan padi yang menguning.



Langit yang jiwaku jadikan payung. kini membasahi persada dengan benang benang emas yang di taburkan, sementara jiwaku masih berjalan pada ladang ladang ombak pada pulau yang akan aku singgahi,jiwaku berteduh pada karang yang menjamu senja.

Jiwaku menyapa malam dalam keheninganNya

JANJI YANG HILANG

Dalam lembaran malam yang bertetes embun hitam
akan cerita kabut yang tak bernyanyi sedih
membias akan sekuntum bunga tak bercahaya
layu tertiup angin yang tak bertanya sepi
pada pijak yang selalu goyah akan tanah yang basah




Berdengung dalam hembusan malam hening
yang tak ciptakan senyum ceria canda
kisah pada janji yang terucap manis
akan keindahan rona yang selalu berhias
pada sepasang hati yang merindu seperti kisah cinta
berpagut akan kerinduan selalu datang

Pagar yang sudah terbangun dengan dinding yang kokoh
kini hancur pada topang yang lemah tak berpintu
pada untaian rasa yang tercecer di gelas kristal

tak ada lagi nyanyian kidung yang mengalir indah
tak ada lagi canda akan duka dan lara yang menerpa



Semua hilang terbawa kabut yang hitam
terbawa ombak yang larutkan garam
terbawa angin yang hiasi malam
hanya janji yang terpijak pada derasnya hujan

SENJA YANG INDAH

Senja mulai mengantar sekelebat cahaya malam
berkidung pada nyanyian sungai yang mengalir
melekuk indah di hulu muara bergoyang di pucuk telaga
berdesir angin biru mengikuti derap senja yang indah

Melompat lompat percikan air yang membasahi wajah
melebur pada kelopak rasa yang hampiri indah senja
terpaku akan senyum pelangi yang mengiringi kabut
bercengkrama pada awan biru yang tertawa riang
melihat bidadari bertabur keindahan mahkota senja

Senja yang indah aku menyapamu
senja yang indah aku menyentuhmu
senja yang indah aku tersenyum padamu
senja yang indah aku jatuh cinta padamu

Tak ingin senjaku hilang terhapus awan
tak ingin senjaku hilang terbawa ombak
tak ingin senjaku hilang tertepis malam
tak ingin senjaku hilang terkoyak sepi

Sabtu, 16 April 2011

HIDUP

Hidup adalah nyanyian harpa
yang mengalun jernih bagai air sungai
yang mengalir di sela bebatuan
kadang berbentur kadang mendekap

laksana kabut yang hiasi gunung
laksana ombak yang mengecup pantai
laksana angin yang menari nari di perbukitan
kadang rintihannya laksana hujan
yang berbisik bisik dia atas genting

kadang wanginya seperti bunga bakung yang hiasi taman
kadang warnanya seindah pelangi
yang hiasi langit indah melengkung
kadang letupannya seperti butir butir mutiara
yang bertabur di ladang angkasa

hidup adalah aroma warna yang beraneka ragam

TENANG

Rasakan tenang itu menjalar di darahmu
rasakan tenang itu berjalan di nadimu
rasakan tenang itu merambat di kelopak hatimu
rasakan tenang itu mengurai di senyummu

Hingga hamparan senyum merona manis di bibirmu
hingga aliran lembut mengalir lembut di hatimu
hingga dirimu merasa hangat dengan pancuran rasa
hingga dirimu merasa melayang dalam pesona anggur sugawi

Rasakan tenang itu datang begitu lembut
hingga dirimu terpejam dalam hamparan rasa yang damai
hingga dirimu merasakan kedamaian yang tak bisa terucap
hinnga dirimu mencapai keindahan rasa yang biru

Tak ada lagi gaduh
tak ada lagi sorak
tak ada lagi kalut
tak ada lagi risau

Hanya ada ketenangan yang basahi hati

Selasa, 12 April 2011

BILA AKU

Bila aku seorang pujangga
sudah aku tuliskan kata kata yang indah
laksana mutiara yang keluar dari jari jariku
atau rangkaian aksara yang bercahaya
laksana rembulan yang sinari bumi
atau sekumpulan embun yang basahi hati
hingga dirimu tersenyum senang
bercahaya berkilauan bagaikan bidadari surgawi
diriku hanyalah pemulung kata yang berserak
yang ku rangkai jadi hiasan beranda

Bila aku seorang penyair
akan aku syairkan syair syair cinta yang indah
hingga mengetarkan rembulan dan bintang
untuk tersenyum dan menghangatkan tubuhku
aku kabarkan pada gunung dan laut
hingga mereka tersipu malu dan tertawa senang
aku syairkan kidung kidung kerinduan
yang dalam yang keluar dari rasaku
hingga dirimu merindu laksana peri
yang hiasi malam penuh dengan bintang
aku hanyalah pengais kata yang tak bermakna
hanya untuk hibur hariku yang sepi

Senin, 11 April 2011

TANYAKU KEPADA AWAN

Jiwaku bertanya pada awan
apakah rembulan juga bisa turun menyinari bumi
dengan begitu dekatnya melewati tabir yang tutupi awan

berjalan pada derasnya ombak yang menghantam karang

Menari dengan angin yang kecupi gunung
bersajak pada sungai yang mengalir lembut
berteman dengan kabut yang selimuti hutan



Hingga sayapnya membawaku melayang
pada bukit bukit kerinduan yang dalam

Bergandeng tangan bersama dalam nyanyian kidung rasa yang indah
menembus batas cakrawala yang selalu tersenyum
memanggil dengan lembut dalam bahasa kalbu

Sabtu, 09 April 2011

BINGUNG

Kala hati melarut dalam dekapan resah
dalam bayang yang terus saja mengejar malam
hingga detak terus berputar meniitis sunyi
larung dalam deranya air yang mengalir

Walau sinar temaran terus saja membayangi
akan gelap yang terasa terang
akan terang yang pejamkan mata
hingga hanya bisa terpaku bagai lampion ruang
menerangi bisu pada kotak kosong

Adakah jalan terbentang lurus
adakah jalan liku tak berlubang
adakah jalan sepi yang menari
adakah jalan terang yang lalui lorong

Haruskah bertanya pada dinding yang bisu
haruskah berkata pada angin yang telah menghilang
haruskah terus terdiam akan rasa yang bergemuruh

Walau rantai kodrat menghujam jelas
terkungkung pada hakekat yang hakiki
apakah jiwa ingin terus kering oleh embun yang tak basah lagi
bingungpun melanda bagai air yang basahi lantai

Sabtu, 02 April 2011

REMBULAN DAN BINTANG

Rinduku pada rembulan dan bintang sama besarnya keduanya memberi cahaya kehangatan yang indah pada pancaran teduh yang ku rasa memberi warna pada hamparan udara yang aku hirup hingga menjalar di setiap desah nafas yang ada, rinduku pada bulan dan bintang begitu hangat hingga malamku menjadi cerah bagaikan mutiara yang berkilau.


Senja hampir saja melewati batas garis yang terlewati untuk berjabat tangan erat dengan malam sementara aku masih menunggu di hamparan bukit hijau yang temaran menanti datangnya rembulan yang tersenyum manis, ingin aku petik rembulan agar dapat bersanding denganku melewati malam ini dgn indah bercanda dan bercerita akan keindahan rasa.



Aku dekap rembulan dan aku pangku sang bintang bercengkrama dengan bulir bulir rindu yang mengudara bagai lukisan langit yang berbingkai indah, aku sapa dalm riangku maupun bekuku hingga kupu kupu berhias pada pantulan cahaya yang tercipta dan udara tercium aroma wangi yang memabukan bagai terhirup candu biru asmara


Aku kecup rembulan dengan kehangatan alam yang beri indah warna biru, bergandeng bersama dan menari dalam keindahan rasa, aku belai dengan segenap auraku hingga rembulan semakin hangat dengan binar mata cahayanya yang indah menatapku mengerjap ngerjap bagai kupu kupu yang indah beriringan bagai debur ombak yang merindu pantai


Entah malam ini aku ingin selalu dekat dengan bintang dan rembulan bercerita tentang keindahannya yang selalu beri terang alamku, ingin aku syairkan sajak sajak indah bagai seorang pujangga ternama yang kidungkan syair cinta atau seorang penyair yang suarakan rintihan hati, tapi tak ada kata yang bisa kurangkai dan ku pintal menjadi kain sutra yang lembut untuk selendangkan bintang dan rembulan

Jumat, 01 April 2011

DALAM KERINDUAN

Hati ini kaku beku terbalut rindu
mmbuat badan ku menggigil menagih wujud nya
sesak dada ku...
jenuh menghimpit ruang hayal ku

tentang rindu yang menguras senyum
tentang rindu yang menekuk nadi
tentang rindu yang menjalar pada darah
tentang rindu yang menghenyak malam sunyi
hingga rindu membuat mata tak bisa terpejam
hingga rindu membuat mulut tak bisa bicara
hingga rindu membuat kaki tak bisa melangkah
hanya diam membisu

Hingga akupun kehilangan kata
aku coba menepis nya namun tak mampu
mengakar di urat nadi ku merangakai rasa yg dlam
tak kuasa ku menampung rindu yg mnyeruak di dinding kalbu..
ku sapa resah ku d keheningan
membakar sudut-sudut hati
karena ku sangat harapkan hadirnya
ku ingin dia ada, membaca dongeng seblum tidurku

rasakan rindu itu semakin deras menekan ulu hati

Dan mematikan rasa maluku
mengingatnya damaikan jiwa
menyapanya menghangatkan kalbu
memanggilnya menggairahkan sisa nafasku

Rasakan rindu itu semakin keras hinnga nafas semakin sesak
hingga dirimu berteriak acccccgghhhhhhh\

ingin kucabik kucabik dinding langit..
ingin ku rengkah gunung himalaya
ingin ku selami samudera yg dalam
ingin ku hentakkan kaki ku di gurun keresahan ini
agar tak ada lagi mendung hitam
yang mmbuat asa ku menciut
karena matahari itu slalu ada
yang akan ku gapai dengn sepenuh hasrat
selaul berharap agar tak ada lagi tembok yang mnghalangi langkah kami


Langkah tak terhalang
pada denyut bumi yang isyaratkan damai
akan sentuhan kasih yang nyanyikan keindahan rasa
hingga kau tersenyum
hingga kau tertawa
akan kerinduan yang mencium raga

tertawa denganya yg selalul damaikan hatiku
bersama nya kutemukan jawaban resah ku
bersamanya bangkitkanku dari kelumpuhan hati

Resah mematuk pada dentang malam
hingga terkulai di derasnya kabut

Oase cinta mengalir jernih obati dahagaku
kafilah tetap berlalu membawa gundah ku pergi jauh
kerinduan ini tak pernah akan kunjung padam
hinggaku temukan syair2 cita baru

Syair yang membawamu melayang
pada hamparan pucuk pinus
yang terang benderang akan cahaya yang menyelimuti
hingga dirimu tersenyum dan jiwamu terang

Tak peduli entah berapa banyak duri kaktus menusuk
tak hirau entah berapa banyak belati kepahitan hidup mengoyak lembran langkah ku
namun tak mematikan benih rindu yg telah lama ku semai di jingga kecil ku
karena aku adalah nafas nya
karena dia adalah jantungku
dan diri nya denyut nadiku

Dia memberi seteguk air kesucian yang sirami rasa
memberi nilai pada arti hidup yang berliku
hinga ku sampirkan pada kelopak hati''
akan kerinduanku yang mengerus resah
ingin ku simpan malam dengan indahnya
ingin ku dekap siang dengan senyumnya
dan aku menangis bahagia akan damai yang tercipta

KASIH KITA

Aku dendangkan syair syair rindu
yang deraskan siang dengan cahaya sinar kelembutan

Kudengar gita rindumu
membelai lembut rasaku
hingga kurasakan hangatnya kasihmu
dalam sepinya malam
kurasakan sejuk cintamu di teriknya siang



Aku nyanyikan syair syair cinta yang mengalir indah
bagai sungai yang mengalir jernih menuju muara kasih yang biru

Syair cintamu
laksana candu
membelitku menuju pusaran waktu
membuat raga ini tak berdaya
pada pesona yang kau bawa



Aku hembuskan keindahan rasa
yang tebarkan harum kesturi
merebak bagai udara yang terhirup di desah nafasmu

Hangat tubuhmu
selimuti rinduku
jadi pengobat luka
penghibur nestapa

Aku jadikan sayapku membungkus ragamu
akan ku beri kehangatan hati
yang terus memancar biru pada harum kasih kita