Senin, 28 Maret 2011

SAYANG


Sayang
begitu hangat pagi ini dan sejuk
kau taburkan keindahan senyum yang merona
hingga udara tersa sejuk mengitari ragaku
mengecup ngecup kudung hatiku

Sayang
begitu ceria pagi ini
kau taburkan butir butir rasa
bagai mutiara yang berkilau
hingga bercahaya lembut merambat ke nadiku
mengusap usap indah di kelopak bunga hatiku
aku tersenyum pada pagi yang indah pagi yang membawa aku terbang melayang
ke langit biru

Sayang
Rindumu telah memeluk pagiku
hingga kurasa mentari lembut membelaiku
anginpun mesra mencandaiku
dan embun pasrah dalam dekapanku

Sayang
sudah berapa lama waktu berlalu setelah kau ikatkan tali itu
bagaimana aku akan berlari mengejar awan yang tak pasti
menjatuhkan hujan yang tak tahu kapan datang
aku tahu kau menjaga kemegahan cinta
darahmu mewarnai gunung dengan warna kemerahan yang indah
saat fajar datang
dan saat petang tiba
akupun tahu rasamu begitu indah
hingga lautpun tak dapat membawamu pergi jauh dariku
walau ombak datang begitu deras menghantam karang
walau ombak dengan ganas membawa kapal yang besar

Sayang
Ingin kutaruh wajahmu yang sejuk
yang merwarnai langit dengan indah
bagai taman surgawi yang teduh
dalam bejana emas yang tersimpan rapi
dalan cahaya kelembutan auraku yang terpancar
ku bingkai dengan brokat emas dan ku jahit di hatiku
hingga terus ku pakai sebagai pakaian keindahanku
hingga cahayapun menatap kagum akan keindahan dirimu

RINDU HATI

Rindu kian membuncah pada secawan anggur yang kau tawarkan
pada seulas senyum yang kau sunggingkan
pada segurat hati putih yang kau hidangkan
pada sepercik rasa yang hiasi awan

Aku ingin terbang melayang
aku ingin menari di hari siang
aku ingin tersenyum di temaran senja
aku ingin berlari mengejar malam

Apakah kau mendengar desah rasa yang aku sebarkan
apakah kau melihat resah yang aku alami
apakah kau mendengar degub jantung yang makin berdendang
hingga terdengar nyanyian kidung hati yang mengecup rindu

AGAR KAU TENANG

Apa yang kamu pikirkan
hingga kau terdiam seperti gunung
hingga terduduk seperti batu karang
hingga kau berguman seperti angin
hingga kau diam seperti patung

Adakah yang membuat dirimu terpaku
adakah yang membuat dirimu tersipu
aadakah yang membuat dirimu tergugu
adakah yang membuat dirimu merindu

Ingin ku utarakan kata pada makna
ingin ku seka angin yang merambat
ingin ku kecup ombak yang meliuk manja
ingin ku sapa badai yang berdendang riang

Agar kau tenang dalam aliran sungai yang jernih
agar kau sejuk dalam salju yang basahi hati
agar kau damai dalam untaian rasa yang sejukan jiwa
agar kau tenang dalam deburan ombak yang basahi raga

Sabtu, 26 Maret 2011

AKU MASIH TERUS MERINDU

Angin pagi ini berhembus satu satu
menerpa rasa yang mulai berhimpit
pada gejolak angin yang menebar resah
pada kerinduanku kian yang memuncak

Cahaya pagipun kini begitu redup
tak ada sayap indahnya yang menyapaku
tak ada kilau cahayanya yang baluri aku
tak ada candanya yang menggoda aku



Aku hanya menatap dinding yang tak berbaju
aku hanya menatap lantai yang tak bersih lagi
aku hanya temanggu pada desir rasa yang berjalan
aku hanya terdiam pada derasnya rindu yang menghujam

Ku nikmati rasa itu berjalan lembut
ku nikmati rindu itu menghentak hentak
ku nikmati resah itu melucuti hatiku
ku nikmati getar itu melompat lompat

Aku masih menunggu dalam cerahnya pagi
aku masih menanti dalam heningnya malam
aku masih mencari di pekatnya awan
dan aku masih terus merindu

AKU MASIH DISINI

Aku tak bisa berkata tidak pada rasa yang telah menjalar
pada derasnya lembut yang kau tawarkan
pada lebatnya hutan yang kau teduhkan
pada heningnya malam yang kau nyanyikan

Aku tak bisa berkata tidak pada rindu yang telah menyebar
pada senyum rembulan yang menghiasi malam
pada canda mentari yang selalu menyapa pagi
pada kerling bidadari yang resahkan mimpi



Biarlah rasa ini aku simpan dalam kotak ajaib hatiku
biarlah rindu ini ku simpan dalam saluran nadi yang berjalan
biarlah getar ini ku rangkai seperti angrek yang hiasi taman
biarlah menjadi hiasan siang indah hiasan malam yang teduh

Aku masih di sini menyapa laut yang selalu menari
aku masih di sini menyapa embun fajar yang selalu tersenyum
aku masih di sini menyapa bintang yang selalu tertawa
dan aku masih di sini mendekap rasa dan rindu yang aku punya

Jumat, 25 Maret 2011

RINDU

RINDU terlampir
Pada cermin yang berserak
Terhampar pada lantai
Terus mencari

Pada dinding yang diam
Tak bicara tak bersapa
Hanya melenguh tak bergerak
Rindu akan malam
Rindu pada siang
Yang menetas rasa
Akan indah makna

Terus bergejolak
Pada indah cermin
Yang tertempel debu
Rindu mengguncang dada
Menjalar pada tanah yang basah
Mengental pada air yang beku
Rasakan rindu mengalir
Pada kental darahmu
Pada alir nadimu

Menghntak jantungmu
Meraba sendi hati
Meremas sendi raga
Menjalar pada senyum
Tergurat pada tawa
RINDU

DALAM BAYANGMU SAHABAT

Lama tak jumpa pada maya yang selalu tarlampir di beranda
hanya pandang sekillas tak pernah ada sapa

Terdiam selalu terdiam
apakah indah alamku sudah tak membirukan rasamu
tak menghantarkan rindumu
tak berikan damai pda indah ragaku
ku terus cari dalam bayang
dalam ingat akan pikir
setiap hadir pada ingin

Menghantar rindu yang ku sebar
pada indah rasamu
pada indah cahayamu
pada semua yang ada di ragamu
mengantar rindu yang terpahat
pada dinding beranda
memgintai siang
merindu malam
tetap saja hilang di telan rembulan
tak tersapa pada mentari
tak terucap pada angin

Aku kabarkan pada angin
ku kabarkan pada laut

hanya bayang selalu ada
atas indahmu sahabat

KERINDUAN

Salam indah biru
yang selalu menyapa di beranda
pada kata teruntai makna
terlampir pada gurat
terbaca pada pikir
mengucap santun
berjalan pada angin
yang menitis damai
menuai pada sulang
kain sutra yang penuh biru

Salam damai yang terucap
makna senja yg terasa

Aku hinggap di chat
pada ruang yang kosong
tak ada sapa
tak ada kata
hanya terdiam
kini ku bersandar

Pada angin yang tak hembus
pada laut yang tak berombak
pada angin yang bisu
aku hanyut dalam buai
diam tak bergeming
menitis di kesucian siang
merenda di senja malam

Aku tak bisa juga
kenal bayang
yang baru saja hadir
memberi warna yang biru
yang penuh akan
KERINDUAN

KIRANA MAHADEWI

Aku tersentak pada lamun
pada indah beranda
yang tergurat indah kata
mengurai makna yang tersirat
pada rasa yang terbenam
di laut maya yang dalam

Secarik bayang hadir
membasuh indah hati
mengulum pada senyum
indah rasa yang ingin ada
mengenal hanya nama
tak ada wujud
jauh di jarak dekat di rasa

KIRANA MAHADEWI

Terlamun pada indah nama
hanya pikir hanya kira
masih bayang tak bisa terbaca
kutulis kata pada indah beranda
ku tulis syair pada hatinya
tuk bisa dkat
pada indah namanya

KIRANA MAHADEWI

AKULAH SANG PEMUJA RINDU

Ku ingin rindu ini mengalir
pada sungai yang mengalir jernih
pada gunung yang berkabut indah
pada bintang yang tersenyum mesra
pada rembulan yang tertawa manja

Ku ingin rindu uni terus ada
menjalar pada biru darahku
mengalir pada titis nadikiu
membasuh mesra dinding hatiku
mennguntal rindu jantungku

Ku ingin rindu ini selalu bercanda
pada indah hariku
menyapa malam dengan senyum
menyapa pagi dengan damai
karena aku  tahu
aku sang pemuja rindu

Aku rindu seseorang
yang mengusik alam hatiku
setiap detik jantungku
membawaku rasa itu
angin senja yang lembut
mengantarkan lamunan
tentang rasa yang terasa
rindu akan bayangnya
rindu akan hadirnya
rindu akan senyumya
rindu akan tawanya
rindu akan candanya
membuat gejolak hati
tak tertahan
mengikis
hati yang terantai
meluluhkan jiwa
menjelma tentang kerinduan

AKULAH SANG PEMUJA RINDU

RINDU MALAM

Bergelut pada malam
di ruang sunyi yang terpahat
di awan mendung
Bertapa pada bukit
yang penuh rindang
Berdekap pada gunung
yang tak berkabut

Berselancar pada buih laut
yang tak bedebu
Terus membuncah
pada rasa yang terus ada
Menggapai mentari
yang tak juga bernyanyi

Lelah dalam penantian
pada indah ghoib
Pada rasa yang tertinggal
di dinding batu
Tak berbingkai
tak bersuara
Hanya lenguh panjang
yang tak berkedip

Pada indah mata yang tak terpejam
Dalam buai rindu
Dalam hentak rasa
Dalam senyum manja
Dalam lirk mesra

Dalam sabda jiwa yang letih
Rentak pada gerak
Gerak pada getar
Getar pada luruh
di rindu malam

SANDIWARA KEHIDUPAN

Sandiwara kehidupan.......
atas nikmat yang selalu mengalir
deras pada keindahan laut
di kedalaman samudra
yang penuh akan riak
terlampir pada awan

Yang bercermin pada bumi
berhias gunung yang memuja langit
bernyanyi atas hutan yang merindukan hujan
mengalir pada kerinduan insan
yang mengalir mencari dzat yang selau ada
mencari pada sebongkah rasa
pada dzat yang memberi cipta
pada indah bentuk
yang tercermin pada rasa dan raga
tidak trlihat pada ghoib
yang harus di percaya

Terus berpendar mengelililngi
pada cahaya terang
untuk menuju istanaNYA
jalan terus berliku
pada bukit yang terjal
pada laut yang dalam
pada langit yang akan runtuh

Selalu menjaga pada sikat akan iman
yang terus mengagungkan tauhid
mengesakan atas sang maha hidup
mencari terus mencari
dalam panggung yang megah
yang memmainkan lakon dan drama
sandiwara kehidupan

MAWAR RINDU

Kerinduanku makin memuncak
pada gunung yang membisu
tak ada kata tak ada jawab
berdiam seperti patung
ingin ku hentak rasa rindu
pada setangkai bunga mawar
yang di tawarkan malam
pada seutas kain yang terhampar
agar rindu itu hilang



Aku berdiam di dalam laut
bermain denagn buih yang datang
bermain dengan karang yang indah
rindu tetap mengejar
berpaling tak bisa
bertegur pun tersekat
rindu tetap menikam
pada hati yang kelam

Aku titip salam pada angin yang menari
ku titip kata pada hujan yang bermain
kutitip resah pada awan yang biru
tuk sampaikan rindu
yang tak pernah hilang
rindu tak tersampaikan

DOA UNTUK ANAKKU

Bulan di separuh malam pancarkan keindahan
akan kehadiran buah hati yang begitu elok
menangis pada kerinduan dunia yang terang
sungguh indah hadirmu aku bersyukur padaNya
berkumandang Adzan atas rindu yang tercipta
memberi doa yang biru ke angkasa


Engkaulah jiwaku,engkaulah pelitaku
bayi mungil yang begitu indah yang aku punya
memberi kesejukan pada indah keluarga
memberi sebutan yang baru dalam hariku
memberi tanggung jawab yang lebih untuku
engkaulah titipan yang terindah dariNya


Waktu terus berjalan akan liku yang terjalani
pada biduk sampan yang terus berlayar
mengarungi bahtera samudera kehidupan
dirimu berkembang pada kelopak yang menetas
tumbuh dalam dekap kasih dan sayang, yang besar


Semerbak wangi yang mengecap ruang kamar
tumbuh dan tumbuh pada pesona yang ada
dengan di iring doa yang terus saja berkumandang
untuk basahi jiwa dan ragamu,menjadi anak yang indah
menjadi bunga yasmine dan azalea yang tebarkan wangi surga
pada langit yang kau pandang pada bumi yang kau pijak






walau perahu layar tertabrak batu karang hingga oleng
walau hujan terus basahi dinding rumah indah kita
walau panas basahi terik pada genting rumah kita
walau badai menghantam biduk yang kita punya
kasih ini akan terus basuhi hati indahmu, anakku
sayang ini akan selalu selimuti dirimu, anakku


Aku  ingin kau taklukan dunia dengan indah hatimu
aku ingin kau taklukan dunia dengan indah budimu
aku ingin kau taklukan dunia dengan iman birumu
aku ingin kau taklukan dunia dengan indah tarimu


Doaku selalu bersamamu anakku
cintaku selalu untukmu anakku
kasihku selalu padamu anakku

Ressa Yasmine Herlambang
Salsabil Azalaea Herlambang

Bekasi 31 january 2011,

MUTIARA BIRU-NYA

Aku rindu akan indah rasamu
pada makna yang terlampir
pada kata yang tersirat
pada kata yang tergurat di indah karang
pada kata yang teruntai di pasir putih

berdetak rindu telah terpahat
berdetak rindu telah terungkap

dalam seribu gurat yang terkais
pada lantai yang penuh cermin
akan cahaya yang selalu memantul
berpendar pada ufuk barat biru
bergetar pada ufuk timur biru

kilau mutiara yang tak pernah padam
kilau cahaya yang sangat indah
selalu beri damai di tanah berlumpur
selalu beri indah pada sungai yang kotor

kilau mutiara yang tak pernah hilang
kilau cahaya yang sangat lembut
selalu beri kasih pada hutan yang gundul
selalu beri cinta pada awan yang pekat

kilau mutiara tak pernah lenyap
mutiara memberi harm pada ruang
mutiara memberi sejuk pada sekat
mutiara memberi getar pada debar

tak ingin hilang tak ingin lenyap
tak ingin lepas tak ingin terbang
pada indah mutiara yang sangat ku sayang
MUTIARA BIRUNYA

AKANKAH

Malam mulai beranjak di keheningan yang mendekap kabut
menyisir resah pada denting irama yang tak terbaca mata
akan detak yang berpacu pada rentang yang terus ada
menguras pikir yang terus saja menguap akan dentum rasa

Berjalan pada hamparan rumput yang hijau
berjalan pada temaram lampu yang berpijar terang
menekuk kerinduan yang mengecap bayang malam
menebar pada bias cahaya mengikuti bayang kelam

Masa yang ada berjalan pada getar raga yang bias
masa yang ada mendekap rindu dalam ruang kosong
masa yang ada terus menerjang pikir yang tak bersudah
masa yang ada menatap mimpi yang tertiup angin

Terus membius pada lampu yang tiupkan lilin
terus membius pada malam yang deraskan gelap
terus membius pada siang yang hilangkan gerak
terus membius pada ruang yang tak berpintu jati

Akankah langkah terus tertahan bayang
akankah langkah terus berdetak sepi
akankah langkah terus menatap langit
akankah langkah terus terbuai senyum

AKU INGIN KAMU ADA

Lama sudah aku menunggu sapa
dalam siraman siang dan dekapan malam
menanti kelakar yang selalu kau suguhkan
dalam himpitan kata yang candai rasa
dalam senyuman yang menguras cerita

Lama sudah aku menunggu tanya
dalam hentakan air yang basahi laut
dalam derasnya hujan yang basahi ladang
dalam gemuruhnya angin yang menerpa ombak

Hingga aku selalu mencari dalam udara yang datang
menebar pandang pada sudut ruang yang kosong
menebar rasa pada denyut hati yang selalu bernyanyi
menebar mimpi pada malam yang sirami bumi

Aku ingin kamu ada di setiap langkahku
aku ingin kamu ada di setiap indah goresan penaku
aku ingin kamu ada di setiap gerak malam dan siangku
aku ingin kamu ada di setiap ruang hati yang sepi

Menari bersama dalam dekapan rasa yang indah
berbagi bersama dalam untaian serenceng suka dan duka
bernyanyi bersama dalam nyanyian kerinduan yang dalam
memandang langit dalam kebersamaan memijak bumi dalam keindahan

CORETAN PUJANGGA

Ada apa dengan biru-Nya
adakah yang merisaukan angin
adakah yang merisakan kabut

Biarkan kami berkata
biarkan kami bersapa
biarkan kami berdendang

Tak ingin menyakiti
tak ingin di sakiti
hanya ingin memberi warna

Kami bukan pujangga
kami bukan penyair
kami juga tidak pandai bersilat lidah

Apalah arti nama tak ada makna
bagai angin meniup gunung
bagai ombak menghantam karang

jangan kau resah pujangga
menarilah dengan karyamu
doa biru bersamamu

RASA KITA

Malam ini langit diluar hitam kelam indahnya kerlip bintang tertutup awan tebal,ingatan masa lalu begitu saja,menyelinap membawa rasa sunyi merayapi hati

Aku hamparkan terang pada kabut yang hilangkan sunyi
aku tiupkan malam kerinduan pada hentak rasa yang maniskan hati
hingga kau tertidur dalam lengan cinta yang getarkan rasa
pada hamparan ladang kerinduan yang basuh malam

kutemukan wajahmu masih saja terus tersimpan dan tak mau hilang,senyummu masih terbayang membuatku tertatih-tatih dalam
menjalani sisa hidupku

aku hantarkan sajian hidangan keresahan hati akan butiran salju yang dinginkan rasa
akan kelembutan senyum yang hangatkan raga
dan kita bergandeng tangan dalam hempasan gelombang yang temui jalan
pada rancangan rumah yang penuh indah keteduhan

Antara masa lalu dan masa depan,antara kesunyian dan keramaian,antara kebencian dan kerinduan,antara keinginan dan kemampuan,semua berdesakan didada,langitpun menjadi merah
anginpun keras menderu menciptakan badai dihati,waktu terus berlalu tanpa membiarkanku berhenti sejenak untuk menenangkan diri

Aku adalah mata kekasih yang berjalan terang
mencabik malam dengan bias sinar keindahan
aku bagaikan bunga mawar yang bersemayam di taman hatimu
merekah pada saat fajar ketika kau mengecupku dan mendekap lembut di dadamu'

Kamis, 24 Maret 2011

TALI LANGIT

Cinta biru menghujam deras
pada hening yang menguntal rindu
akan debur ombak yang ciptakan resah
akan hujan angin yang ciptakan asa

Berderai pada rintk malam
tersenyum pada terik siang
menari di remang kasih
bernyanyayi di keping sayang
hingga terbuai di pekiknya rasa
bergelora pada indah kabut
mengecup sunyi di pelita rindu

Cinta menari pada terangnya siang
berlabuh pada derasnya terik yang basah
berjalan pada rintang jalan yang lurus
berpendar pada cahaya yang datang

Terus bertanya pada rasa yang ada
terus mendaki pada bukit yang indah
terus berdamai pada ombak yang ganas
menyatu dalam bulatan kasih suci
di kesedehanaan cinta

Berpagut pada tali yang suci
membangun ketulusan di rumah kekasih
saling berpikir indah bersama
akan jalan yang terbentang
pada tali langit yang menyapa selalu

Senin, 14 Maret 2011

SANG MAHADEWI

Tatap indah pada bayang
dalam balutan kasih
akan seulas senyum
pada seorang dewi
menyibak awan
menyingkirkan rembulan
membungkus hati pada indah rasa
menyentuh pada relung

Yang selalu hinggap
pada sebuah wajah indah bak pualam
bersinar pada terang
berpijar pada gelap
indah akan budi
indah akan pekerti
duhai sang mahadewi
bersemilah pada hati
mengisi indah pada bilik hati
menjalar pada darah yang suci
yang kini telah  terpatri

Dalam rasa yang penuh gejolak
akan rindu selalu ada
meguras akan rasa
yang tak pernah berhenti
duhai sang dewi
menyatulah pada diri
yang selalu berseri
pada gelembung kasih
yang akan  terjaga
pada cinta sejati
duhai dewi terindah
menarilah bersama
di puncak dinding surgawi

LETIH

Pelita yang kini kian redup
masa yang terus berjalan
deru rasa yang kian pudar
pada buai indah akan cerita'
terus bergelayut pada awan
berbincang pada rembulan
hanya diam\


Tak beranjak rasa yang tak bergeming
bisu makna yang menguntit sendi
luruh pada raga yang letih
mencari pada sejuta bayang
berpendar cahaya yang akan karam
terbaring pada tanah yang terpijak
haruskah ini terus terjadi?????


Tersenyum duhai dewi rembulan
atas kisah yang terus terbaca
bait dan syair terus bergema
terdengar menbahana rasa
menyibak mentari yang kian bersinar
menggalau gelap dalam terang
 LETIH.

DEMI MASA

Demi masa
jalan terus berdentang
pada liku yang terjalani
menapak pada laku
yang terus saja berjalan
berkejar dengan ingin
yang terus bergelora
mencari harap pada dunia
berlimpah akan harta
berlimpah akan ilmu
berlimpah akan bahagia

Masa terus berjalan
pada indah poros waktu
terus menyekat dalam buai
mengikat raga akan letih
menjerat jiwa akan lelah
berbondong pada kosong
berbaris dengan hanpa

Kisah pada wahyu
ucap yang terbaca
tertulis pada kitab suci
semua manusia merugi
pada waktu yang terbuang
terkecuali tersampaikan
mereka yang selalu beramal saleh
saling menasehati
kebenaran dan kesabaran.

Cermin terkaca pada diri
melihat ke dalam hati
menerawang pada qolbu
tak ingin tersia pada masa yang ada


“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Al-Ashr: 1-3)

BERGURU PADA ALLAH

Ku gurat kata pada sebongkah batu
kuredam dalam rasa indah hatiku
mengalir biru rasa yang terhembus
mecabik makna yang tersirat
berendam pada indah pikir
berselancar pada indah rasa

Kutiup dalam serambi beranda
menjuntai jejer pada kata
tersalur dari qolbu terpancar pada akal
INDAH
SEJUK
DAMAI
Ujar tersapa pada guyur akan raga
Melintas di benak jiwa,dalam indah makna

Ku bukan pujangga dan aku bukan penyair
hanya sebongkah kata yang ku punya
belajar pada alam, belajar pada laut,belajar pada langit
berguru pada ALLAH

Ajar akan hidup,ajar akan kata
pada indah rasa,pada indah uji
akan liku pada hidup,bekal di akhir nanti
bertemu pada jiwa yang indah

RENUNGAN MALAM

Dalam hening malam
duduk terpikir dalam makna
berdiam seperi batu
Merenung akan cipta diri
dari benda apa diri tercipta
terus mencari akan kaji diri
tercipta dari air yang kotor
akan hasrat nafsu atau cinta
keluar dari antara
tulang pinggul dan tulang rusuk

Jalan terus terlewati
akan hidup yang terjalani
menuai kotor akan laku
membilas bersih akan tindak
hingga masa yang tersisa
pada waktu yang tersia

DIHIDUPKAN KEMBALI

Sesungguhnya Dia berkuasa
menghidupkannya kembali
sesudah ia mati.
Pada hari tersingkapnya segala rahasia.
tidak mampu mengelakkan diri dari takdir Tuhan
tidak ada pula yang akan menolongnya.
Demi angkasa yang mengandung hujan,

IBLIS

Titah telah ada dalam firman
telah tercipta  seorang insan
berasal dari lumpur hitam
terbentuk dalam tubuh bernama ADAM

Perintah telah terucap pada malaikat dan iblis
untuk bersujud pada ADAM
makhluk yang sempurna
yang mempunyai lebih pada akal

Malaikat bersujud atas perintahNYA
Iblispun enggan atas firman terlampir
Atas kesombongan dari mana dia tercipta
dari api iblis tercipta lebih baik atas tanah

firman terlampir pada iblis atas marah DIA
pada mahkluk yang membangkang
"Turunlah kamu dari surga itu
tidak sepatutnya menyombongkan diri
keluarlah sesungguhnya kamu orang orang yang hina"

Iblis menjawab dengan angkuh terucap
"beri tanggulah saya,sampai manusia di bangkitkan"
atas cinta dan ampunnya
DIA memberi tangguh akan perbuatan iblis yang ada

Janji IBLIS yang murka atas hukum yang ada
Karena Engkau telah menghukum saya tersesat
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka
dari jalan Engkau yang lurus,
kemudian kami datangi mereka dari depan dari belakang
dari kanan dan kiri mereka,hingga mereka tak bersyukur"

Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

AL QUR'AN DAN ALAM SEMESTA

Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Kemudian pandanglah sekali lagi,
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.

Dia membiarkan dua lautan mengalir
yang keduanya kemudian bertemu
antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui oleh masing-masing.

Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al Quran ini;
niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengan DIA
sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.

Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang-benderang
dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Terpuji.

HAI MANUSIA

Hai manusia.......
jika kamu dalam keraguan
tentang kebangkitan (dari kubur)
maka (ketahuilah) sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah
kemudian dari setetes mani
kemudian dari segumpal darah
kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna
 agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim
apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan
 kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur- angsur)
kamu sampailah kepada kedewasaan
dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi ini kering
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah
dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.

Hai manusia.........
sembahlah Tuhanmu
Yang telah menciptakanmu
dan orang-orang yang sebelummu
agar kamu bertakwa
Dialah Yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu
dan langit sebagai atap
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit
 lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu
karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah
padahal kamu mengetahui.

Hai manusia......
bertakwalah kepada Tuhanmu
sesungguhnya keguncangan hari kiamat
itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu
 lalailah semua wanita yang menyusui anaknya
dari anak yang disusuinya
dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil
dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk
 padahal sebenarnya mereka tidak mabuk
akan tetapi azab Allah itu sangat keras.

UNTUKMU SAHABAT

Kabar indah dirimu tak pernah terbaca
pada dinding yang ku hias kata
pada serat yang terlampir
pada makna yang tersaji
mungkin aq tlah terlupakan
apakah awan telah hilang
pada indah langit
yang bergincu biru

Tak ada lagi kabut
tak ada lagi debu
benak selalu bertanya
pada kudung hati yang terbuka
tak selalu terjawab
tak selalu terlampir

Mungkin alam tak indah lagi
pada warna yang tak berganti
karana itu tak bisa ku rubah
pada biru yang kupuja
masihkah rindu ada
tersaji di hamparan kabut
yang melindungi rasa
pada indah sejuta makna

tuk sahabat yang tak  tersapa di berandaku PADMA HATI

MELATI DAN TERATAI

Lama tak jumpa indah bayangmu
yang mengis relung alamku
menebar ombak di biru laut
menadah awan di biru langit
rindu tersangkut di dunia maya
tak nampak raga hanya rasa yang bicara
hanya ada pada pikir
sepi kata sepi rasa
tak ada di beranda
HILANG

Pada rintik hujan
yang meliuk manja
mengalir di persada
membasuh melati
mengguyur teratai
dengan rindu yang terasa
embun bergelembung menjadi buih
memancar pada tunai hujan
yang tak pernah bosan datang
berseloroh dengan angin
menyibak damai di sabda hati
mengalir lembut di bulu rasa
fajar bersenda pada cerah
mengulum pada indah
akan hijau yang terhampar
pada gurat pagi
hmm
indah
damai
lembut

Terasa pada bilur air mata yang jatuh
pada rindu yang terpijak
tak ingin air mata jatuh
tak ingin sedih pada hambar
kuingin selalu ada
membalur darah
mengikis nadi
mencubit hati
mengurung rindu
pada indah warnamu
kan ku seka dengan sepoy angin
yang mengalir lembut
pada pipi yang merona
ku jaga dengan malaikatku
yag menemanimu
menikmati mimpi
pada indah surgawi
tidurlah bungaku
di indah alamku
di damai biruku
di relung hatiku

Yang selalu memnacar rindu biru
kupapah dengan gunung biruku
ku belai dengan ombak lautku
ku sentuh dengan angin lembayung
yang megelilingi dirimu

MELATI DAN TERATAI

AKU DAN KAMU

Aku ingin kamu ada
ada dalam sisiku
berbaring menemaniku
dalam sisi baik ada
dalam sisi buruk ada
dalam rintang akan jalan
dalam sekam akan cerah

Aku ingin selalu kamu ada
menemaniku dalam sepi
menemaniku dalam duka
menemaiku dalam suka
bercanda pada badai
berteman pada resah
berkawan pada salju

untukmu yang terkasih
terbaik dan terindah
seindah cahaya kemilau
waktu malam seribu bintang.
yakinlah padaku
aku yang selama ini mencari
anugerah terindah sepertimu
yakinlah aku milikmu
milikmu yang kau miliki
disetiap alunan nafas hidupmu

Berlabuh bersama
pada kapal yang indah
menyusuri laut biru
melihat pelangi biru
bersapa pada bintang terang
bermain dengan rembulan malam
mendaki pada bukit terjal
bertandang pada gunung
berteduh pada hutan
yang memberi kedamaian

Aku harap ini yang terindah
semua tentangmu yang terindah
hari esok terbaik untukmu,
tetap yang terindah.
angin...
hadirkanlah kisah yang terindah

AKU RINDU CINTA DAN DAMAI

Pada pagi yang ceritakan cinta dan damai
akan keindahan rasa yang bertabur kasih
akan keindahan cinta yang hiasi awan
akan kedamain cinta yang basuhi bumi
akan kerinduan gunung rindukan kabt

Pada derap malaikat yang taburkan benih kasih
pada lenggok bidadari yang taburkan cinta
pada sentuhan mentari yang sinari bukit
pada kelembutan rembulan yang hiasi awan

Aku rindu kedamaian yang menyelubungi ruang
ku rindu kedamaian yang baluri rasa hening
ku rindu akan kasih yang pancarkan malam
ku rindu akan cinta yang basahi qolbu bening

Dalam gelap malam pencarian kabutku
dalam remang sunyi yang berjalan kaki
dalam hentak petang yang hiasi didinding

Akan aku kabarkan kepada angin akan kerinduanku
akan aku kabarkan kepada ombak akan kegelisahanku
akan aku kabarkan kepada hutan kesedihanku
akan aku kabarkan kepada gunung keresahanku

aku rindu cinta dan damai

AKU PEMUJA KESUNYIAN

Dalam indah malam yang tak bertepi
menunggu fajar yang kunjung datang
ku pagut rindu pada dinding yang kokoh
menebar pada lantai yang basah
berpendar pada ruang yang kosong


Aku terus cari rindu di keheningan sunyi
bertanya pada sang bintang
bertanya pada embun malam
bertanya pada seuntai kabut
aku terrus mencari pada kegelapan
selalu saja tersekat pada dinding yang kotor
tetap saja tak ku dapati


Aku rindu sunyi yang damai
aku rindu sunyi yang hening
aku rindu sunyi yang tak berbaju
aku rindu sunyi yangtak berbingkai
sunyi yang membuat diri selalu ada

dalam rindu akan DIA
dalam damai dengan DIA
pada indah rasa DIA

AKU PEMUJA KESUNYIAN

JIWAKU

Kirana mahadewi
Yang menguncang indah pada langit
Yang mewarnai biru pada laut
Yang menghijaukan hutan akan rindang

Alam biru
Kuiringkan melodi pada setiap hembusan angin
selaras nafas kubisikkan di telingamu
kau pun dengar denting senandung jantungku

 Kirana Mahadewi
Yang menyentak malam akan rindu
Yang menghentak rindu pada siang
Yang menggoncang cerah pada pagi
Nyanyikan bait-bait itu
Pada selaras jiwaku
Pada selaras langkahku
Pada selaras gerakku
Tabuhkan irama keindahan
Nyayikan nada penuh kedamaian
Syairkan puisi kelembutan

Alam biru
Dawai-dawai cinta melantunkan sebuah lagu
jemariku menyusuri jemarimu
nada merdu pun tercipta membuka rahasia rindu
rahasia rindu

Kirana mahadewi
Engkaukah itu
Yang mengisi jendela surgaku
Yang mengisi laci hati di indahmu
Taburkan rindu pada sekat hatimu

Alam biru
selaksa puisi bersahutan di celah-celah ranting keheningan
memekik gemuruh rindu di matamu
cinta yang tak pernah lekang
seperti rembulan di atas pelataran
kau menatap indah di pangkuan

DIA MAHA PERKASA DAN BIJAKSANA

Dalam tanda tanda yang terhampar luas
pada akal tuk mengkaji pada alam
terbentang pada ufuk dan barat
atas keagunganya yang terlampir Biru

Diantara tanda tanda ciptakan manusia
berasal dari tanah, lalu di hidupkan
dan hidup berkembang pada bumi
mengisi indah dan lara pada bumi

Diantara tanda tanda tercipta suami istri
saling kasih saling sayang dari jenis sendiri
memadu keindahan surga dunia

Diantara tanda tanda ciptakan langit dan bumi
berpenghuni pada warna kulit dan bahasa
mengisi keaneka ragaman hidup

Dan di antara tanda tandanya tercipta siang dan malam
di berikan waktu dan ruang untuk tidur dan cari nafkah
Dan di antara tanda tandanya tercipta kilat
turunkan hujan dari langit, menghidupkan bumi
berdiri langit dan bumi sampai sengkala tertiup

KepunyaanNYA semua yang ada di langit dan di bumi
semua hanya tunduk kepada DIA
DIA YANG MAHA PERKASA DAN BIJAKSANA

MENANTI PADA HARAP

Ku tunggu pada indah hari
dalam senja yang penuh damai
akan rasa yang bertabur
akan indah lembayung malam
menari pada rintik

Tersenyum pada damai
tertawa pada awan
menangis pada bulan
ku rentang sinar malam
kutepis indah cahaya

Dalam mimpi yang terbuih
dalam rasa yang tergadai
celoteh burungpun tak terdengar
hanya dia pada sunyi
tak ingin berbagi
tak ingin tersekat

Biar rindu ada TERGELAR
dalam gelas yang kosong
dalam piring yang pecah
dalam meja yang kotor
ku resah akan riung
ku sepi akan resah
menanti pada harap
yang tak pernah hadir

BANTU AKU MENULIS KATA CINTA

Bantu aku menulis kata cinta
dengan sinar matamu
agar kutemukan nyala
dalam unggun kata
atau jadilah rembulan
di ranting-ranting pepohonan

ku tulis pada secarik prasati
yang tak lekang oleh waktu
tersimpan pada bilik hati
terkunci pada indah qolb
ku syairkan pada hening malam
pada doa terucap selalu

Biarkan kuikatkan ranting
samar-samar cahayamu
menyatukan sejuta kalimat
dalam lembar-lembar puisi
menepis ragu pada rasa rindu
jadilah kamu laut luas
yang dalam dan biru
mengganti kalimatku
yang dangkal dan berbatu
Kuseberangi selat bibirmu
mengembara hingga palung jiwamu

kan kutaburka pada nilai kasih
kan kuhembuskan pada angin biru
pada indah udara yang lembut
pada kokohnya gunung batu
ku sandarkan pada indah bumi
ku tatap pada langit cerah
menghadap sang MAHA BIRU

GUSAR DALAM RINDU

Indah pada warna Birumu
lembut menyentuh
mengayun tak terjamah
mendera terasa
terdengar tak diraba
tercengang akan jiwa

Berbalut sukma berdinding rasa
terjun ke lembah rindu
merobek jiwa yang ada
bilur rindu menderu
hasrat rasa terasa
phobia cinta tak nyata
samudera mendera
dermaga cinta tak terjaga
terjaga akan cinta rasa
merasuk,merajuk tak tertunjuk

Cinta terus mngejar malam
pada bayang yang terus datang
bergulat pada waktu
yang terkikis masa
tak ingin hilang pada sekejab
tak ingin hilang dalam remblan
terus biar ada pada gelembung cahya
yang menyibak rindu ditepi dermaga
terus berpijak pada ladang jagung
yang hilang di telan hama
berkejar akan rasa yang bercanda duka

Aku rindu akan bayangmu
aku rindu akan lembutmu
aku rindu akan kasihmu
aku rindu akan damaimu
kutanya pada laut
pergi menjauh dari indah bayangmu
terbang dari indah warnamu
terjun kelembah tandus
menghilang tak terbayang
pergi tak kembali

aku tak pernah pergi pada indah warnaku
berbaur pada danau, berteman pada laut
akupun bersahabat pada langit yang penuh biru
karana aku pemuja alam biru
rebahlah pada indah biruku
bersandarlah pada damai hatiku
bergandenglah pada inda rasa biruku


Akan ku ajak dalam nyanyian rasaku
nyanyian rasa tak terasa
dawai cinta tak teraba
syair merdu trus menderu
hamparan pasir mengharu biru
hembusan angin mengikir jiwa
tenderi cinta tak terbaca

Begitu lembut angin itu ada
begitu damai lekuk ombak pantai
begitu jernih air pancuran sungai
begitu indah hutan yang hijau
mengalir semua ntukmu
apakah itu tak terasa

mutiara tenggelam dalam
jamahan indah birumu tak terjangkau
bagai akar tak berujung
bagai besi tak menepi
guratan rindu tak lagi berseri
melajuk pergi ke muara kecewa

AKU PEMUJA RINDU

Bila rindu itu datang dekaplah
pada indah rasamu
pada indah ragamu

Alirkan pada selubung nadimu
alirkan pada indah darahmu
alirkan pada katub jantungmu

Bila rindu itu datang tersenyumlah
pada kedua kelopak matamu
pada kedua telingamu
pada indah basah bibirmu

Bila rindu itu datang menarilah
pada lincah kedua tanganmu
pada gerak indah kakimu
pada indah gerak kepalamu

Ku ingin rindu itu bagian darimu
ku ingin rindu itu mengikuti gerakku
ku ingin rindu itu jadi bayangku
karena aku sang pemuja rindu

Rindu atas kasihmu
rindu atas sayangmu
rindu atas nikmatmu
semua yang ada membuat aku rindu
rindu damai rindu indah
rindu kepadaMU

SELAMAT DATANG CINTA

Selamat datang cinta
akan indah terlampir
pada gurat awan yang biru
pada sinar bintang yang genit
pada mentari yang mrngulum malu
pada rembulan yang rindu
akan belai cahaya malam

Selamat datang cinta
akan kedukaanmu di lorong rindu
akan sukamu di kedamaian hati
akan tangismu di kerinduan siang
akan denting dawaimu
akan indah syair terucap
akan manja nafas manismu

Selamat datang cinta
ku sambut dalam kerianganku
kusambut dalam gerak langkahku
ku sambut dalam indah senyumku

GULAI RINDU

Menghiasi pagi penuh keindahan
Secarik kertas yg kosong
Kini terisi kata kata cinta untukmu
Buat aku yg rindu padamu
merona mentari tertunduk malu
mengiringi langkah menuju mu

Aku yg tersadar
walau jarak yg terhampar
waktu yg terpisah
itu tak bisa meredam
rinduku padamu
ingatlah bila engkau
melihat satu titik dan ruang
disitulah ada rindu dihatiku

ku simpan ruang di kehangatan sejuk
mematri resah pada indah rasa terhampar
membuncah di keheningan awan

Kumohon kali ini pada Tuhan
memberiku sedikit kelapangan

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati
l
ku rajut dan ku pintal rasa
ku tuai dalam kedalaman rindu
kusebar di bulir rasa
yang menyibak raga yang penuh damai

Kerinduan ini
Semakin deras mengalir
Hingga merasuki lembah jiwa yang paling tubir
Lalu dengan selembar hati berlumur asa

ku gulai rindu akan nikmat terhampar
pada ladang biru yang datar
menggores masa yang terlewati
akan bahagia yang tak luruh

Aku ingin rebah di dadamu
menghirup segar nafas khusyu’mu
mencuri debar ketenanganmu
Yang rapi kau simpan

SUNYI YANG TAK HABIS

Malam sunyi makin pekat gelap
mengajak fajar beranjak pulang
dalam indahnya gelap hitam
yang terus payungi awan mendung
menerkam di buai rindu rasa
dalam hamparan biru terhampar
di kedalaman laut indah luas



Membentang rasa di buai maya
mnyibak sunyi dalam dinginya laut
tak ada buih tak ada gelembung
hanya percik di getar riung
basah pada angin basah pada ombak
terus bergeliat di rundung keruh



Tak diam akan lirih yang terucap
tak juga berdendang akan nada syahdu
hanya irama berguman abtrak tak berpintu
bergerak dan berdentang akan indah rasa
dalam sentuhan embun malam
mengitari sunyi yang tak habis

HAMPA

Ku coba sapa di malam yang bertepi
hanya diam tak ada suara dalam riuh nada
hanya sepi tak berkesudah indah
sunyi menyekat dalam buai hampa
terus kucoba menyapa dalam hening rasa
bertabur kata bertabur makna
dalam indah nada yang aku cipta
tak ada bias maupun suara
yang menepi getar yang menyibak malam


Aku terus coba dalam keindahan bayang
teraba walaupun tak tersentuh
bayang kosong mengisi jelaga
tercipta di sungai kotor tak bermuara
yang mengisi di keremangan kabut hitam
tak indah juga tak nyaman
dalam buai yang tak mau pergi


Terus mencari dalam langkah yang terseok
dalam gerak yang terkulai letih
masih juga tak terdapati semua larut dalam sunyi raga
menghias dingin akan bentuk malam
terlintas senyum datang di keremangan rembulan
di nyiur dahan yang tak juga patah
berceloteh cemara rindang akan salju yang hilang

ANGIN BIRU

Walau kadang angin tak bersahabat
menghantam gunung mrombak laut
namun...anginpun sangat menguntungkan
bagi sebagian makhlukNya
kadang angin berseloroh
akan kerinduan yang hilang
tanpa angin....serbuk sari
tak berbunga indah cerah

Angin memberi pada yang membutuhkan
akan keindahanya
angin memberi tanpa meminta
dalam kehampaan
begitulah walau kadang angin
tak diharapkan 

biarlah angin berjalan riang
sesuia jalan tertempuh liku
membasuh siang merindu malam
ya biarkan saja...semaunya seinginnya

memberi warna indah alam
memberi getar rasa alam
memberi duka alam malam
memberi suka alam siang
memberi lara alam duka
memberi damai alam biru
memberi indah alam biru
angin pun terbutuhkan

membuat pepohonan bergeretak
daunnya saling melambai
bagaikan penari lembut
pada dahan yang beranting
pada cabang yang berdaun
dan bagaimana kita saja..
akankah mensyukurinya dlm nikmat

pada akar yang tak berserabut
pada batang yang berdahan
nikmat yang tersaji rindu
hidup ini tiada berkesudahan
pada indah bumi biru

entah kapan itu akan terjadi
pada bumi tak berpenghuni
pada jejak yang tak tersisa
bumi akan mendaur ulang...
akan keserakahan nilai
akan ketamakan rasa
alam akan diperbaruI


bahkan mungkin lebih indah
dari sebelumnya tercipta
pada biru yang semakin biru
dalam damai dalam indah
ya...lautan akan menjadi
cermin oleh birunya langit
maka semuanya akan tampak terlihat

ANGIN BIRU

PUISI UNTUK SAHABAT

Dalam ucap yang terbawa angin
berarak indah di beranda maya
mengucap santun sapa
akan rasa yang terlampir

Pada indahmu sahabat
terpisah pada jarak
terpisah pada pijak
waktu tetap bejalan 

Pada masa yang tak terkira
bergeser pada detik
berjalan pada menit
rasa terus ada di raga
membuncah di angkasa

Menyibak rindu akan suka dan duka
berpendar di kedalaman laut biru
bergemuruh di kokohnya gunung
indah bercahaya di jingganya langit
mengurai rindu yang terpahat

Pada indahnya karang yang tergurat
oleh mentari hangat sibakan cahaya
menjalar pada kabut memecah pelangi
menikam di keheningan siang yang bersuara
akan riuh yang terpetak bising nada
pada gerak insan yang berjalan hidup

Menyusuri liku yang terus ada
mengisi indah di biru alam
akan masa yang hilang
pada waktu yang terdapati

MUTIARA BIRUNYA

Aku rindu akan indah rasamu
pada makna yang terlampir
pada kata yang tersirat
pada kata yang tergurat di indah karang
pada kata yang teruntai di pasir putih

berdetak rindu telah terpahat
berdetak rindu telah terungkap

dalam seribu gurat yang terkais
pada lantai yang penuh cermin
akan cahaya yang selalu memantul
berpendar pada ufuk barat biru
bergetar pada ufuk timur biru

kilau mutiara yang tak pernah padam
kilau cahaya yang sangat indah
selalu beri damai di tanah berlumpur
selalu beri indah pada sungai yang kotor

kilau mutiara yang tak pernah hilang
kilau cahaya yang sangat lembut
selalu beri kasih pada hutan yang gundul
selalu beri cinta pada awan yang pekat

kilau mutiara tak pernah lenyap
mutiara memberi harm pada ruang
mutiara memberi sejuk pada sekat
mutiara memberi getar pada debar

tak ingin hilang tak ingin lenyap
tak ingin lepas tak ingin terbang
pada indah mutiara yang sangat ku sayang
MUTIARA BIRUNYA

KERUDUNG BIRU


aku rindu akan indah desahmu
aku rindu akan senyum manismu­ ­
aku rindu akan gurat wajahmu
aku rindu akan gelak tawamu

lama aku tak melihat indahmu
lama aku tak melihat gerakmu

di mana kini harus kudapat
di mana kini harus ku temui
di mana kini harus kusapa
di mana kini harus ku punya

aku mencari di pekat awan
aku mencari di gelap malam
aku mencari di debur ombak
aku mencari di desah angin

apakah rasa ini tak berpijar
apakah rasa ini tak menepi
apakah rasa ini tak berpijak
apakah rasa ini tak berbaju

duhai adikku kerudung birunya
dimana kini kau berada,aku rindu

SENJAKU TAK INGIN HILANG



Salam senja yang indah akan mentari
yang masih saja cerah­ ­ dan indah
biarlah sayap sayap biru menetas
tenggelam pada keindahan cakrawala
memberi jalan pada pelangi biru
akan sutra yang terhampar manja
untuk menyanyikan kidung kidung kedamaian
dan memberikan cahaya yang indah


penuh bilur bilur senja jingga menawan
pada laut yang sedang bercumbu dengan karang
pada gunung yang sedang bernyi riang
pada hutan yang sedang berdendang riang
pada awan yang yang sedang menari senang


senjaku tak ingin hilang dalam kelam
senjaku tak ingin tergadaikan pada malam
pada percik percik angin yang berhembus sepoy
pada debeu debur ombak yang meliuk manja
pada urat urat tanah yang menitis basah

tak ingin senjaku menangis
tak ingin senjaku bersedih

LARASATI SAHARA

Larasati Sahara
Yang membawa kabar gembira dalam keteduhan
pada lintas samudra pasir yang penuhi hamparan kabut
pada duka mentari yang pancarkan derita bumi
pada lara sang bintang yang sunyikan kidung
pada sang rembulan yang hempaskan senyum

Larasati Sahara
Yang membawa kabar indah dalam kesejukan
pada laut yang tak bertegur dengan ombak
pada gunung yang tak bermesra dengan kabut
pada hutan yang tak tersenyum pada burung


Larasati Sahara
Yang selalu memberi setitik embun tebarkan teduh
yang selalu memberi segumpal rasa yang tebarkan rindu
yang selalu membasuh siang dengan nyanyian mentari
yang selalu menepis malam dengan serpihan kasih

dalam untaian mutiara mutiara rasa yang kau tebarkan
pada rangkain rangkaian kelopak hati yang kau tawarkan
dalam serpihan kata santun yang kau ucapkan
pada kidung kidung cinta yang kau sajikan di indah taman hati

Larasati Sahara
Dirimu sahara gurun yang gersang namun di tempat yang dirahmati Allah..

SELAMAT PAGI CINTA

Selamat pagi cinta
Aku sapa dirimu dalam kelembutan sutra yang terhampar  damai
pada kelopak daun daun surga yang bersemayam di sumur hati
berpancar pada cahaya yang berjalan bersama angin
menetes setiap percikannya hingga ke dasar pori pori rasa

Selamat pagi cinta
aku titip fajar untuk membuka kelopak indah
yang baluri denyut denyut rindu yang menapak
pada untaian bunga bakung yang hiasi taman hati
pada suara burung murai yang kicaukan nada nada
nyanyian jiwa kita yang selalu berseri


Selamat pagi cinta
aku berjalan pada ombak untuk hampiri pantai menekuk rindu yang selalu datang
utuk memberIkan rasa keindahan pada kedua kelopak mata yang indah
yang selalu menatap kehangatan cinta pada jiwa kita yang teduh

Selamat pagi cinta
aku titipkan pada awan syair syair indah yang memuja langit
untuk hiasi kisi kisi hati yang selalu saja hangat
akan keindahan rasa yang menyibak sepi putih
pada senyummu yang selalu menghiasi alam
yang bersenandung nada nada ceria

TEGAR

Cerita pada untaian kisah terus saja mengurai resah
akan dentum rasa yang mengejar masa yang ada
pada sekelumit wajah yang torehkan rindu pekat
dalam gelembung udara yang terbaca pada serat

Terus membayang akan jalan yang tertapak
mendaki pada untaian kabut yang tepiskan gunung
berselancar pada ombak yang acuhkan laut teduh
hingga terbuai pada nyanyian angin yang desirkan lembut

Melangkah terseok pada gambar yang aliri darah
tersenyum pahit pada madu yang hiasi gelas
tertawa dalam ruang yang tak bergaung rindu
hingga asa menghilang dalam deretan hari yang terhitung

Menoreh asa pada dendang masa yang berjalan
akan langkah yang harus tertapak pada jalan yang padat
melupakan lukisan yang masih terpahat pada dinding
hingga hanya sekelumit kisah yang harus terjalani

Memandang langit memijak bumi hingga tak oleng berjalan malam
memandang langit mendaki gunung hingga kokoh melintas kabut
memandang langit menunggang angin hingga tegar terterjang badai
memandang langit menapak ombak hingga kuat seperti karang

Tegar

AKU INGIN KAMU ADA

Lama sudah aku menunggu sapa
dalam siraman siang dan dekapan malam
menanti kelakar yang selalu kau suguhkan
dalam himpitan kata yang candai rasa
dalam senyuman yang menguras cerita

Lama sudah aku menunggu tanya
dalam hentakan air yang basahi laut
dalam derasnya hujan yang basahi ladang
dalam gemuruhnya angin yang menerpa ombak

Hingga aku selalu mencari dalam udara yang datang
menebar pandang pada sudut ruang yang kosong
menebar rasa pada denyut hati yang selalu bernyanyi
menebar mimpi pada malam yang sirami bumi

Aku ingin kamu ada di setiap langkahku
aku ingin kamu ada di setiap indah goresan penaku
aku ingin kamu ada di setiap gerak malam dan siangku
aku ingin kamu ada di setiap ruang hati yang sepi

Menari bersama dalam dekapan rasa yang indah
berbagi bersama dalam untaian serenceng suka dan duka
bernyanyi bersama dalam nyanyian kerinduan yang dalam
memandang langit dalam kebersamaan memijak bumi dalam keindahan

KESEDIHAN

Rasakan kesedihan yang datang rasakan
rasakan kesedihan itu menghujam hati
rasakan kesedihan itu menjalar di dada

hingga dirimu menangis
hingga dirimu tergugu
hingga dirimu berteriak

Untuk mengungkapan kesedihan yang ada
rasakan kesedihan itu datang begtu cepat
menghantam raga menghantam rasa
rasakan sedih itu mengalir di resahnya hari
mengalir di derasnya hujan

Rasakan sedih itu menghentak malam
rasakan sedih itu mencubit siang
rasakan sedih itu menjalar di nadi
rasakan dan dirimu hanya bisa diam
dan menuliskan pada secarik kertas kosong

RASA KITA BY Alam biru-Nya - Kirana Mahadewi Biru-Nya

Malam ini langit diluar hitam kelam indahnya kerlip bintang tertutup awan tebal,ingatan masa lalu begitu saja,menyelinap membawa rasa sunyi merayapi hati

Aku hamparkan terang pada kabut yang hilangkan sunyi
aku tiupkan malam kerinduan pada hentak rasa yang maniskan hati
hingga kau tertidur dalam lengan cinta yang getarkan rasa
pada hamparan ladang kerinduan yang basuh malam

kutemukan wajahmu masih saja terus tersimpan dan tak mau hilang,senyummu masih terbayang membuatku tertatih-tatih dalam
menjalani sisa hidupku

aku hantarkan sajian hidangan keresahan hati akan butiran salju yang dinginkan rasa
akan kelembutan senyum yang hangatkan raga
dan kita bergandeng tangan dalam hempasan gelombang yang temui jalan
pada rancangan rumah yang penuh indah keteduhan

Antara masa lalu dan masa depan,antara kesunyian dan keramaian,antara kebencian dan kerinduan,antara keinginan dan kemampuan,semua berdesakan didada,langitpun menjadi merah
anginpun keras menderu menciptakan badai dihati,waktu terus berlalu tanpa membiarkanku berhenti sejenak untuk menenangkan diri

Aku adalah mata kekasih yang berjalan terang
mencabik malam dengan bias sinar keindahan
aku bagaikan bunga mawar yang bersemayam di taman hatimu
merekah pada saat fajar ketika kau mengecupku dan mendekap lembut di dadamu'

Rasa ini meletup merambah disetiap nadi diselaput sel-sel otak dalam gelombang hati kuteriakkan pada bulan kutak dapat melupakanmu,senyummu,candamu,wajahmu masih menghias mimpi.Kulamunkan dalam malam-malam panjangku disetiap diamku
Tak mudah melupakan yang telah menyatu hati biarlah kuhidup dalam getar menunggu waktu berlalu

Masa terus berjalan pada hamparan detik yang terus berdetak akan jalan yang terus kita lalui
menghantar pada kisah yang harus terlakoni pada cerita yang terus menerawang waktu akan sisa hidup baru tuk mengapai asa
melesat bersama dalam keindahan langit yang selalu tersenyum pada indah jiwa kita

Kamis, 10 Maret 2011

ALAM BIRU-NYA

Dalam perjalanan liku yang aku jalani pada hentakan ombak yang menidurkan rasa
akan hembuskan angin yang pejamkan mata,bayang terus menjalar dalam masa yang berjalan menyelimuti kabut akan derasnya hujan yang harus aku lewati, meniti hamparan karang yang harus aku pijak.

Hingga luka terus menetes pada kaki yang mengucur darah, pada hati yang terendam laut, terus melaju pada angin yang kirimkan doa pada awan yang payungi raga,pada malam yang hangati rasa pada untaian hening yang tebarkan dzikir hingga aura biru menyelimuti raga yang hampir lunglai

Mengasah pada hamparan kata, mencoba mengalirkan pada rasa yang terus berjalan akan keindahan rasaNYA,terus mengurai makna pada alam yang mengajari keindahan yang terhampar,akan cerita yang tergurat dalam tulisan kecil pada prasati beranda

Mengajarkan apa yang aku dapat dari langit yang menidurkan aku, pada kitab suci yang berikan nasehat akan kebenaran,hingga ilmu yang tertuang aku pancarkan pada jiwa yang ingin getarkan rasa pada keindahan makna hidup yang terjalani

Waktu terus berjalan pada keindahan Alam biru-Nya yang ceriakan rasa,pada hembusan yang mulai berdetak pada keindahan biru yang lain memberikan nilai kehangatan yang terjalin akan nilai persaudaraan,hingga kini aku bisa tersenyum pada banyaknya biru-Nya, yang dendangkan makna pada kebaikan, memberikan warna pelangi yang gelembngkan rasa

Aku haturkan santun pada sahabat biruku yang telah memberikan hidupku makin hidup dalam kebersamaan

1 Sang Angkasa Biru-Nya
2 Samudera Biru-Nya
3 Hening Biru-Nya
4 Cahaya Telaga Biru-Nya
5 Pangeran Biru-Nya
6 Kirana Mahadewi Biru-Nya
7 Jejaka Biru-Nya
8 Kerudung Biru-Nya
9 Mutiara Biru-Nya
10 Sutra Biru-Nya
11 Fifi Anwar Biru-Nya
12 Bidadari Cadar Biru-Nya
13 Kintana Raksatya Biru-Nya
14 Balqis Merpati Biru-Nya
15 Rara Lengga Biru-Nya
16 Azalea Biru-Nya
17Yasmine Biru-Nya
18 Lintang Kinasih Biru-Nya
19 Adinda Bianca Biru-Nya

SEMOGA PERSAUDARAAN YANG KITA BANGUN SELALU MEMBERI NILAI KEBAIKAN ATAS RAHMAN DAN RAHIM-NYA

AKANKAH

Malam mulai beranjak di keheningan yang mendekap kabut
menyisir resah pada denting irama yang tak terbaca mata
akan detak yang berpacu pada rentang yang terus ada
menguras pikir yang terus saja menguap akan dentum rasa

Berjalan pada hamparan rumput yang hijau
berjalan pada temaram lampu yang berpijar terang
menekuk kerinduan yang mengecap bayang malam
menebar pada bias cahaya mengikuti bayang kelam

Masa yang ada berjalan pada getar raga yang bias
masa yang ada mendekap rindu dalam ruang kosong
masa yang ada terus menerjang pikir yang tak bersudah
masa yang ada menatap mimpi yang tertiup angin

Terus membius pada lampu yang tiupkan lilin
terus membius pada malam yang deraskan gelap
terus membius pada siang yang hilangkan gerak
terus membius pada ruang yang tak berpintu jati

Akankah langkah terus tertahan bayang
akankah langkah terus berdetak sepi
akankah langkah terus menatap langit
akankah langkah terus terbuai senyum

GODA

Berdegub malam yang cecerkan maksud
pada renungan hati yang membuka cerah
pada rangkuman resah yang bertanya
pada dentum rasa yang terus mencabik getar
akan laku yang tak bergambar langit

Yang tak bergambar biru,hingga hentakmeraba
pada lantunan kidung yang tebarkan serbuk
gurat rasa yang menguras derai  resah
pada dalamnya rongga dada yang terhanyut

Hingga wajah mendonggak ke langit biru
pada hamparan aura yang menerobos
pada bisikan yang terus bertanya
pada telaga yang membubung malam

Getar penuh goda, deras tanya tertuang
dalam gerak yang melaju cepat melesat
mengurai maksud hingga rasa gamang
tak terbingkai pada nafsu yang padat

Terus mengoda dalam lamunan malam
hingga kunang yang melintas hilang tertiup biru
yang masih terjaga pada aura rasa yang melekat
dalam jiwa yang terbasuh embun fajar

Tetes yang datang menyejukan telaga yang bergoyang
hingga airnya kembali tenang pudar akan keruh
mambalur luruh pada raga yang tak lagi bergetar
hingga tak larut dalam ombak yang membawa kapal