Rabu, 29 Juni 2011

MENJERNIHKAN HATI

Hatipun bisa berkarat legam
berubah warna hitam dan kelam
menghitam dari pancaran cahaya
menghitam cinta pada dunia
mabuk dengan yang kosong

Mencengkram kuat bagai jerat
mengumpulkan harta duniawi
dari yang halal dan haram
kesadaran memilah telah hilang
berjalan tampa ada yang melihat
hingga lupa tujuan di ciptakan

Mengingat DIA dalam kesendirian
mengingat DIA dalam keramaian
seolah DIA melihat ada di hati
berdzikir menyebut DIA dengan tulus
berdzikir menyebut DIA dengan ikhlas

Segala kebaikan terangkum dua kata
Pengaggungan perintah ALLAH
cinta kasih kepada makhluknya
bersabar menjalankan perintahNya
bersabar menjalankan laranganNya
ikhlas menyetujui ketentuan takdirNya

Berjalan lurus menuju Tuhannya
walau godaan rintangan datang
tidak berubah dari lintasan yang ada
selalu tersenyum senang dan riang
bergandeng mesra denganNYA
dengan hati yang dilputi cahaya nurNYA

Selasa, 28 Juni 2011

BIDADARI MAYA

Malam mulai beranjak naik menebar gelap pada hamparan ladang yang menatap langit memandang awan yang sedang tersenyum, melepaskan rintik rintik hujan yang sedang berkemas untuk membawa embun biru,pada sayap sayap angin yang menebar persada, menyuburkan tanah yang mulai tandus

Malampun mulai kepakan sayapnya hingga berjalan menitis pada angin yang tersenyum,menebarkan pesona pada hamparan kabut yang selubungi gunung,pada gulungan ombak yang menari nari senang pada keindahan langit yang teduhkan bumi, hingga malam memberikan hiasan pita yang indah biru

Senandung malam menebar cerita pada untaian ujar yang hembuskan nada nada parau, bergema pada dalamnya sumur yang tak terjangkau rasa,di derasnya kilau kata pada ungkapkan kepak sayap keindahan makna yang tertutup daun jati yang tak berserat emas

Rasa menggugat pada derap angin yang mencubit rindu, menghentak di derasnya malam, menari di terangnya siang,rasa terus berseloroh pada desir lembut yang memijah hati, menembus batas di kejauhan jarak, mengucap sapa pada bayang yang menapak terang.

Berkas cahaya yang muncul dari awan malam gelap menerangi keheningan, jiwaku yang indah melayang layang di langit mimpi melewati embusan angin yang membawa aku bersandar pada dedaunan yang memberikan wewangian surga hingga terlelap akan tiupan lembut bidadari maya

AKU INGIN BELAJAR PADA LANGIT

Jiwaku keluar mencari cahaya malam, bayangan tubuhku mengikuti dan berjalan di depanku mengajakku ke tempat yang teduh bersandar pada kasur yang empuk dari bulu burung unta yang menemani tubuhku yang mulai letih, pada perjalanan hari yang belum selesai terdaki pada kaki bukit yang makin terjal

Jiwaku berbicara pada semesta alam yang ada di diriku ingin ku selami semua hingga aku mengerti akan bekal yang harus ku bawa, jiwaku pun ingin mengajakmu kesana pada keindahan rasa yang ada, pada untaian wangi harum surga wlaupun keindahan surga menggodaku jiwaku tak dapat hidup sendiri sperti layaknya adam dengan hawa.

Bekal tercecer pada puzle yang belum terbentuk aku ingin belajar pada langit untuk menguraikannya, pada laut untuk membacanya, pada gunung untuk menghiasnya pada hutan untuk merabanya,semuanya ada di alam semesta diri yang belum terpantul oleh cahay mentari yang membasuhnya.

Ketika dada telah dilapangkan bagaikan hamparan samudera,dan ketika beban telah di hilangkan dari punggung gunung,juga nama yang telah di tinggikan ke langit biru, maka sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, dan kepadaNya semua berlabuh

CINTA OH CINTA

Dan hingga pun cintaku bersemi lagi
di antara mawar yang telah menghitam karenamu ...­­
rasa itu mendaki ke puncak tertinggi himalaya
membelai mesra ranting ranting yang paling lembut
bergetar dalam cahaya mentari yang menari
menghunjam ke akar akar yang tertancap di bumi

Kan kusingkirkan gunung salju menghadang,
tak peduli terjal kian panjang­­ dan kelam
aku tertatih, ah sayang sekali langkahku terhenti­­

Menguncang guncang dalam cegkraman malam
laksana ikatan yang membelit pada guratan diri
hingga menebah aku menjadi kelu
dan mengetam pori menjadi beku

Lepaskan lah, jangan hirau parau
ku dendangkan di tengah malam ..­­
rasa itu menggosok nggosok malamku menjadi terang
hingga fajar terlelap di sapa embun
silau ku terawang, ku hanya mau bias bulan temani sayup laguku­­

Telah aku tunaikan pada sang cinta
hingga rahasianya menjadi katub hatiku
tak bertunas jua wahai Biru ...­­
dalam pemahaman menjadi sekeping kehidupan
memasuki dunia tanpa musim tempat ku dapat tertawa

Dimana keping lain kau simpan, biar kutautkan pada hakekat semestinya­­
disini pun tiada sendu mengharu biru, ­­
cinta tak memberi apa apa keclai dirinya sendiri
tak memgambil apapun kecuali dirinya sendiri
cinta tiada memiliki
pun tiada di miliki'

Sulit kupahami gerangan arti sesungguhnya­­
karena cinta cukup untuk cinta
dan nyatanya kita jatuh lagi dalam kata cinta­­
cinta tidak ingin memnginginkan yang lain
kecuali memenuhi dirinya sendiri
hanya sedikit dalam khayal, terhempas lalu mati bersama mimpi­­

Terlukai akibat pemahaman sendiri tentang cinta
terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan
mungkin, tapi entahlah pula ....­­
mensyukuri haru penuh cahaya kasih
Malam pun selalu datang bangunkan resah­­
kian mendera lara­­
pun tak ingin terluka tapi apa daya­­

Pandangi aku jiwaku
bersemayam megah di singgasana
meringkuk dalam bejana cinta
tak terlihat mahkotanya, dimanakah berada­­?

6 SIFAT SAHABAT RASUL

Allah SWT menetapkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat hanyalah pada agama Islam yang sempurna. Agama Islam yang sempurna adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW. Meliputi Iman, Ibadah, Muamalah, Muasyarat dan Ahlaq.
Pada saat ini umat islam tidak ada kekuatan dan kemampuan untuk mengamalkan agama secara sempurna. Para sahabat RA telah sukses dan jaya dalam mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki sifat-sifat dasar yang terkandung dalam enam sifat sahabat yang mulia, meliputi :

1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallahmuhammadurrasulullah”
2. Sholat khusyu’ dan khudlu’
3. Ilmu ma’adzikir
4. Ikromul Muslimin
5. Tashihun niat
6. Da’wah dan tabligh khuruj fi sabilillah.

Enam sifat sahabat RA tersebut bukan merupakan wujud agama yang sempurna, karena agama yang sempurna terkandung dalam al qur’an dan al hadits, tetapi apabila enam sifat para sahabat tersebut ada dalam diri kita maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkan agama secara sempurna.

1. Yakin atas kalimah thoyyibah “LAA ILAHAA ILAALLAH MUHAMMADURRASULULLAH“
ARTI : Tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt. Dan Baginda Muhammad Saw. Adalah utusan Allah.

MAKSUD & TUJUAN : Laa ilaha illallah Mengeluarkan keyakinan pada mahluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah Swt Di dalam hati.
MAKSUD & TUJUAN : Muhammadarrasulullah Meyakini satu-satunya jalan untuk mencapai. kejayaan dunia dan akherat hanya dengan cara ikut sunnah Rasulullah Saw.

2. SHOLAT KHUSYU WAL KHUDU
ARTI : Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

MAKSUD & TUJUAN : Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah Swt didalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.

3. ILMU MA'ADZKITR
ARTI ILMU :
Semua petunjuk yang datang dari Allah Swt melalui Baginda Rasulullah Saw.
ARTI DZIKIR :
Mengingat Allah sebagaimana agungnya Allah.

MAKSUD & TUJUAN ILMU MA'ADZIKIR : Mengamalkan perintah Allah Swt. dengan menghadirkan keagungan Allah didalam hati Pada setiap saat dan keadaan dgn ikut cara Rasulullah Saw.

4. IKROMUL MUSLIMIN
ARTI :
Memuliakan sesama orang islam / muslim.

MAKSUD & TUJUAN
Menunaikan hak-hak semua orang islam tanpa meminta hak daripadanya.

5. TASHIHUN NIAT
ARTI :
Membetulkan / meluruskan niat

MAKSUD & TUJUAN :
Membersihkan niat pada setiap amalan semata-mata karena Allah Swt.

6. DAKWAH WA TABLIGH KHURUJ FISABILILLAH
ARTI :
Dakwah mengajak, Tabligh menyampaikan dan khuruj fisabilillah. adalah keluar di jalan Allah.

MAKSUD & TUJUAN :
1. Memperbaiki diri, yaitu bagaimana agar dapat menggunakan harta, diri dan waktu sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT
2. Menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan semua manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri sendiri.

1. FADHILLAH “laa ilaaha illallah”
a. Barang siapa yang mati sedangkan dia yakin tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt, maka dijamin masuk surga.

b. Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan hatinya membenarkan lisannya, maka dipersilahkan masuk surga dari pintu mana yang dia suka.

c. Sekecil-kecil iman dalam hati maka akan Allah berikan surga yang luasnya 10 kali dunia.

FADHILLAH “muhammadurrasulullah”
a. Rasulullah Saw. bersabda, Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Aku (Muhammad) sebagai utusan Allah.

b. Rasulullah Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya umatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.

c. Rasulullah Saw. Bersabda barang siapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku, dan barangsiapa yang cinta padaku maka akan bersamaku didalam surga.

2. FADHILAH SHOLAT KHUSYU WAL KHUDU :
a. Allah berfirman : Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

b. Allah berfirman : Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.

c. Rasulullah Saw. Bersabda : shalat adalah mirajnya orang beriman.

3. FADHILAH ILMU :
a. Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka akan Allah fahamkan dirinya pada masalah agama.

b. Barangsiapa berjalan mencari ilmu maka akan Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga.

c. Barangsiapa mempelajari satu ayat Al Quran maka nilainya adalah lebih baik daripada shalat sunnah 100 rakaat. Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu , diamalkan maupun tidak diamalkan maka lebih baik nilainya daripada shalat sunnah 1000 rakaat.

3. FADHILAH DZIKIR :
a. Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.

b. Allah berfirman : Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.

c. Allah berfirman : Ingatlah pada Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu.

4. FADHILAH IKROMUL MUSLIMIN:
a. Allah akan menolong seorang hamba selagi dia menolong saudaranya.

b. Barang siapa menutup aib saudaranya yang muslim maka Allah akan menutup aibnya dan barang siapa membuka aib saudaranya yang muslim maka Allah akan membuka aibnya sampai dia akan dipermalukan di rumahnya sendiri.

c. Senyummu didepan saudaramu adalah sedekah.

5. FADHILAH TASIHUNIAH:
a. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan seseorang kecuali dengan ikhlas.

b. Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupamu dan hartamu tetapi Dia akan memandang pada hatimu dan amalanmu.

c. Baginda Rasulullah Saw. Bersabda : Wahai Muadz jagalah keihklasan karena amal yang ikhlas walau sedikit akan mencukupi.

6. FADHILAH DAWAH WA TABLIGH :
a. Allah berfirman : dan adakah yang perkataannya lebih baik daripada seseorang yang mengajak manusia kepada Allah.

b. Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk kebaikan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan.

c. Sepagi sepetang dijalan Allah lebih baik daripada mendapatkan dunia dan seisinya.

1. CARA MENDAPATKAN “LAA ILAHAA ILAALLALLAH“:
a. Dakwahkan pentingnya iman & yakin.
b. Latihan dgn cara meperbanyak halaqoh2x / majlis iman & yakin (bicara atau dengar).
c. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat iman dan yakin.

1. CARA MENDAPATKAN “MUHAMMADURRASULULLAH“:
a. Dakwahkan pentingnya menghidupkan sunnah Rasulullah Saw
b. Latihan , yaitu dengan cara menghidupkan sunnah Rasulullah Saw. Dalam kehidupan kita selama 24 jam.
Sunnah Rosululloh, terdiri dari :
¤. Sunnah Suroh : fisik nabi
¤ .Sunnah Siroh : adab / tatacara kehidupan nabi selama 1 x 24 jam
¤. Sunnah Sariroh : pikir nabi, selalu risau terhadap umat agar selamat dari azabnya Allah SWT
c. Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menghidupkan sunnah.

2. CARA MENDAPATKAN SHOLAT KHUSYU WAL KHUDU :
a. Dakwahkan pentingnya shalat
b. Latihan dengan cara :
¤. Memperbaiki zhahirnya shalat.
¤. Menghadirkan keagungan Allah
¤. Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat
c. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat shalat khusyu dan khudu.

3.CARA MENDAPATKAN ILMU :
Ilmu terbagi dua, yaitu :
A. Ilmu Fadhail
¤. Dakwahkan pentingnya Ilmu Fadhail
¤. Duduk dan berusaha mengajak orang lain dalam halaqah ilmu fadhail.
¤. Berdoa pada Allah agar diberi hajat butuh Ilmu Fadhail

B. Ilmu Masail
¤ Dakwahkan pentingnya Ilmu Masail
¤ Duduk dan berusaha mengajak orang lain dalam halaqah Ilmu Masail, berkunjung / silahturahmi pada ulama bertanya masalah dunia dan agama.
¤ Berdoa pada Allah agar diberi hajat butuh Ilmu Masail

3.CARA MENDAPATKAN DZIKIR :
a. Dakwahkan pentingnya dzikir
b. Latihan dengan membaca Al Qur'an minimal 1 juz setiap hari, dzikir pagi petang Subhanallah Walhamdulillah Allahhu Akbar minimal 100 x,
baca sholawat tanda kita cinta pada rosulullah,
baca istighfar tanda kita cinta pada diri kita
c. Berdoa kepada Allah agar diberi hakekat dzikir

4.CARA MENDAPATKAN IKROMUL MUSLIMIN :
a.Dakwahkan pentingnya ikram
b.Latihan dengan cara :
¤Memberi salam kepada orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.
¤Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan ulama dan menghormati sesama.
¤Berbaur dengan semua orang yang berbeda-beda wataknya.

c Berdoa kepada Allah agar diberikan ahlaq sebagaimana ahlaq Baginda Rasulullah Saw.

5. CARA MENDAPATKAN TASIKHUNIAH :
a. Dakwahkan pentingnya ikhlas.
b. Latihan dengan cara : setiap beramal periksa niat kita, sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal, bersihkan niat agar semata-mata hanya karena Allah.
c. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ikhlas dalam beramal.

6. CARA MENDAPATKAN DAWAH WA TABLIGH :
a. Dakwahkan pentingnya dakwah dan tabligh.
b. Latihan dengan cara :
keluar dijalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 h setiap tahun, 3h setiap bulan dan 2,5 jam setiap hari. Tingkatkan dengan cara bertahap-tahap menjadi 4 bl tiap tahun, 10h tiap bulan dan 8 jam setiap hari.

c. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dakwah dan tabligh yaitu dapat menggunakan harta, diri dan waktu untuk kepentingan agama

RINDU TAK BERUJUNG

Dalam langkah yang berjalan kelam akan rindu
yang menari di relung nadi terus mengecup malam
dalam hening yang terpaku aku hempaskan gelombang
yang menyisir ombak bergelut pada serenceng kata
yang yang terkulum di bibir tak  bersuara

Mengeja bait bait rasa yang terus menghujam akan gerak
yang terus saja ada bagai bayangan yang tak bertepi
terus melayang di hamparan kabut yang selimuti gunung hati

Berteriak di bukit bkit rindu yang tak berujung
hanya nafas yang teruntai di kebisuan rasa
akan desah satu satu yang masih teraba

Gelap membayang dalam derasnya awan yang tutupi persada
gerak dan langkah yang masih saja terbujur di kerasnya tanah
yang tak tercium aroma hamparan padi yang menguning

Ingin semua kutaburkan di kedalaman laut yang membentang
hingga larut di samudera rasa yang tak lagi mengambang
hingga rasa ini berjalan pada titian gelombang yang tak hantam kapal

PERI BIRU AKU RINDU

Dii lekuk cakrawala terlihat seorang peri cantik menari di taman bulan seribu tetesan bintang menjuntai di rambutnya di kakinya ada sribu sayap yang berkibar laksana cahaya yang berkedip indah hiasan langit, Aku guncangkan hutan dan kuteriakan pda langit agar datang menemaniku malam ini,berjalan bergandengan tangan diatas bumi yang biru melihat satu sama lain dengan cahaya yang bergairah hingga getarnya menyebar sejuk



Peri biru yang bertabur bintang dan bersayap pelangi malam ini tak turun kebumi hanya cahayanya saja yang terlihat di cakrawala sementara jiwaku masih menunggu dengan syair syair kesejukan yang aku tembangkan dari qolbuku mengalir deras laksana gemericik pancuran air yang datang dari langit hingga hamparan rumputpun tersenyum senang, menari dengan sekumpulan embun yang mulai datang bersama angin yang setia menemani




Aku masih duduk di hamparan karang menyanyikan seruling jiwa akan kerinduan pada peri biru yang tak mau datang menemaniku malam ini hanya debur ombak yang yang setia menyapa bersama nyanyian angin yang kidungkan rasa pada sekumpulan nyiur yang melambai lambai pada sekelompok camar yang berpesta untuk bertandang menyaksikan rembulan yang sedang bercumbu mesra dengan malam


Syair syair terus bergema menebarkan bait bait kerinduan yang tak habis pada peri cantik biru yang terang benderang terbawa angin berjalan lembut menyusuri lembah menyapa pada kekokohan gunung yang terpaku, mengecup pada hamparan hutan yang hijau, menyelam pada kedlaman laut yang luas terus melayang di hamparan awan yang biru, di manakah peri biruku?

ANGGUR CINTA-NYA

Dalam untaian biji tasbih yang teruntai di hati
menebarkan asma asmaNya yang mengetarkan kalbu
keluar dari cahaya dari telaga hati yang biru
terucap nyanyian jiwa yang terpancur keluar dari lisan

Terus mengingat pada dzat yang telah mencipta
sehingga selalu sibuk dengan kebesaranNYA
seluruh tujuan hanya untuk mendapatkan senyumNYA
kunci kunci gudang kerajaan hati tergenggam di tangan

Kala tulus mencintai hanya padaNYA,tidak ada selain DIA
hingga menancap kuat di hati yang penuh cinta hakiki
di minumi pula seluruh anggota badan dengan anggur cinta
ketika itu telah sempurna maka DIA pun akan mencintainya

Telah siap kala malaikat tanpan datang untuk menyapa
memisahkan diri dan keluarga dan apa saja yang di cinta
selalu berusaha memberi persembahan apa yang punya
untuk kampung halaman terahkir kita pulang,bermain dengan
bidadari putih yang bercahaya bintang,dan tersenyum bagai rembulan

Jumat, 10 Juni 2011

SIMPHONY RASA

Ranting ranting dan daun ku remas menjadi lembaran puisi
yang berbaris di lembah lembah pinus yang berdiri tegak menatap langit
menyibak terang pada nada penuh makna akan serenceng asa
yang telah di tiupkan di relung angkasa hati
menebarkan harum pada untaian sajak yang telah di rangkai
dalam seikat doa yang biru pekat bukan kelabu


Terhanyut dalam derasnya air yang melimpah laksana banjir
yang genangi petak petak sawah di kipasi cahaya yang benamkan mimpi
hingga larut di gelas yang di taburi gula, suka dan duka menjadi bahasa
yang di kidungkan rasa, hanya ada pilihan yang bisa di cerna hati
untuk luncurkan malam menjadi terang


Bagaikan bidadari menari di pelataran langit
tersenyum dan tertawa merdu sekali ,membisikan pada bintang
bait bait puisi yang lemaskan sendi hingga terkulai di hamparan
rumput hijau yang mengalir di pematang sawah
di temani burung burung yang menggoda padi yang menguning.



Aku tuliskan bait pada ombak yang berkejaran
di sela sela gemuruh angin dan tiupan awan
menguntai syair yang di terbangkan camar
terbawa pada bukit karang yang di terpa mentari
 
Aku coba tuliskan bait pada slembar daun
di sela ranting ranting yang di lewati cahaya rembulan
akan derasnya tanya pada puisi yang berbaris di pohon
pada segumpal harap yang menari di kepak angin
dalam nyanyian simphony rasa yang indah

RINDU YANG BIRU

Cahaya siang merengkuh dalam gemricik hati yang berdenyut
pada sela dedaunan yang melayang jatuh dari singgasana ranting
mengukir bintik bintik aura di selendang awan yang duduk termenung
berujar pada dawai dawai kecapi yang di nyanyikan angin
riuh rendah berdetak pada irama jantung yang mengendap rasa
akan tepukan nadi yang mengalir kentalnya darah yang beku

Gelegar kata menari di kebisuan makna berujar pada pantai sepi yang tak terguyur hujan terus menoleh pada tembang yang datang beringsut pada gemulai angin yang menerpa rasa,berpegang pada setangkai mawar yang senandungkan kebisuan awan hingga senyum menari di percikan embun yang membelai dedaunan.

Deretan kata terus berjalan di sirami embun fajar yang berkerudung rindu
terus menari di pelataran pualam yang tersapa cahaya mentari pagi
yang tersenyum, menepuk nepuk aliran nadi yang berjalan
hingga gemericik air berjatuhan satu satu di iringi nyanyian syimphoni rasa
yang teduh menggetarkan dinding yang tersekat jarak dan waktu,
terangkai dalam rindu yang biru

BUTIR BUTIR RINDU

Seperti malam kemarin kita rangkai bintang bintang di langit menjadi hiasan ruang hati menerangkan malam dengan sentuhan cahayanya menebarkan senyum dan aroma kesturi, malam ini ingin ku petik rembulan dan ku nyanyikan syair syair indah agar dirimu selalu tersenyum menanti fajar dengan kebahagiaan menatap mentari dengan keindahan

Rangkaian bunga bunga yang telah di hias senyum dan tawa berkerudung janji menebar lepitan lepitan malam seronce siang pada canda angin yang menerpa rasa pada serpihan salju yang dinginkan udara berikrar di kelembutan awan dalam altar yang tak mau hilang untuk melesat dalam pucuk langit mencari taman yang tersedia dalm kidung bidadari.


Rindu ini terus menari di derasnya malam pada rintik hujan yang di kirimkan awan
pada kecupan rembulan yang sirami bintang, pada denting cahaya yang lembutkan hati, terus berjalan di gumpalan rasa menari bagai peri berkerudung pelangi bercahaya di sekujur pori yang basah oleh butir butir rindu yang membentuk aroma wewangi

LUKISAN RASA YANG BIRU

Aku sampaikan rasa pada kumpulan air hujan yang mengecup bumi,
aku nyanyikan syair syair cinta kerinduan pada hamparan rumput hijau
yang bergoyang akan sentuhan lembut angin menadah sapaan hujan
yang datang, megusap usap rasa hingga hujanpun berdendang
laksana kumpulan peri dari langit yang cemerlang
mengeluarkan wewangian aroma sejuk keindahan,
akupun hanya tersenyum menunggu malam membuka pakaian kebesarannya


Di balik tirai hujan yang datang basahi persada rinduku padamu telah aku tuangkan pada secawan doa al fatihah yang habis ku baca tadi ,lalu aku titipkan pada malaikat yang menjagaku untuk di bawa ke langit yang biru dengan seikat kembang mawar yang terangkai indah yang di tanam di taman hatiku


Lukisan wajahmu yang terindah menari di angkasa
terbawa oleh angin rindu yang melompat lompat
laksana burung kepodang yang berkejaran di dahan
segurat senyum menyembul dari teduhnya telaga hati
memancar bagaikan embun fajar yang bening
keluar dari air mancur jiwa yang tenang dan sejuk
aku bentangkan sayap sayap kasih untuk melindungi kilau sinar hatimu
tersenyumlah sayang menarilah bersamaku dilautan rasa yang biru

BEJANA RINDU

Aku rangkum dalam hangatnya sinar rembulan
senyummu yang tebarkan rasa indah biru
dalam kerudung suci berbrokat emas
bercahaya laksana mutiara yang berkilau terang

Senyummu tumbuh subur menjuntai hati
laksana darah yang bergelombang sejuk
mengetuk ngetuk rasa dengan kelembutan
hingga terpancar aura yang sejukan jiwa
bak bidadari yang menari nari
dalam awan yang penuh kerinduan
akan pijakan malaikat tampan yang kidungan nyanyian surga


Rindu ini tak pernah habis
walau telah aku kuras dengan segenap rasaku
terus mengalir bagi air terjun yang memancur deras
bagaikan ombak yang bergulung mesra
menghentak hentak dada dan kelopak hati
menari bersama indahnya siang
bersyair bersama heningnya malam
terus berlari mengejar putihnya awan
tersenyum pada indahnya pelangi

terangkai semua dalam bejana rindu

DATANGLAH CINTA KARENA CINTA AKU MASIH BISA BERKATA

Aku tampung curah hujan kedalam lautan luas hatiku dan kujadikan rangkaian bunga fajar yang indah di selimuti embun yang bercahaya bak mutiara berkilauan dan ku taruh di vas bunga yang ada di lekukan taman hatimu, kujaga dengan perisai rasa dan tameng cinta hingga tak ada kumbang atau angin yang merusak keindahan kelopak yang merekah bagai mata rembulan yang berbinar memandang bumi dengan takjub

Jiwaku bagai kupu kupu terbang menerobos melintasi senja hatimu yang indah menuju gerak malam yang mulai beringsut dari cahaya langit jiwaku hinggap pada hamparan bunga angrek yang sedang tersenyum menatap langit hingga kelopaknya terlihat berseri seri terpancar sejuk yang merona ke merah merahan membuat getar terpancar pada udara yang semakin putih akan syair syair suci yang berkumandang untuk mengantar ke rindang jiwamu

Cinta aku rakit pada makna yang terlampir pada udara yang melayang layang berpendar pada cahaya yang sampaikan salam,menekuk akan keindahan rasa bercampur pada kemegahan dera, ku sambut cinta dengan hati yang berkelopak senyum walau kadang sayap sayap yang di bawanya memberikan tetes embun,datanglah cinta karena cinta aku masih bisa berkata

Ingatkah ketika diriku melayang bersma hamparan bunga yang kurangkai menjadi hiasan awan,menari bersama dengan kecupan rembulan hingga dinding dinding langitpun bergetar menyebarkan aroma bunga keindahan di sanalah kerinduan itu tersimpan dalam bejana ruang yang luas hingga tak akan habis terhisap oleh malam dan terendam oleh fajar

REMBULAN BIRU

Rembulan biru yang getarkan malam dan bangunkan fajar
bersandarlah pada debur rasa yang mengiring ke tepi pantai rindu
dalam dekapan cahaya bintang yang terangi hati yang biru
untuk mengeja syair syair suci yang berkumandang
membius jiwa menatap santun pada kedamaian hati
pada bunga bunga rasa yang kita hembuskan bersama


Rasakan sayang kita bergandeng tangan bersama
dalam lautan cinta yang kita arungi dalam buai bahagia
Rasakan rindu itu menghujan deras pada jiwa
dan berjalan lembut kucuri darah kita
hingga kita tersenyum akan rindu yang tak pernah habis
dan rasakan rindu itu sangat teduh sirami jiwa
akan cinta yang suci yang kita bangun bersama

Air pancuran cinta telah terisi dalam secawan hidangan para dewa
menyatukan keheningan perasaan perasaan dengan nyanyian yang terlilit rindu
menyatukan hati dengan singgahsana cinta sebagai raja dan kesetiaan sebagai mahkota sentuhan lembut mengungkapkan taman bunga berbentuk bintang bintang dengan bunga buah delima melahirkan aroma jiwa yang di payungi keteduhan

AROMA SENJA

Aku lihat cahaya senja biru sedang mengecup daun hingga aroma senja  terlihat begitu kental dengan kabut tipis yang menutupi udara kicau burung murai ikut bernyanyi terbang melintasi dahan demi dahan,ku lihat juga barisan bunga melati mengeluarkan mahkotanya hingga terlihat laksana bidadari yang menari telanjang di hamparan pelangi, ku lihat pula mentaripun sedang tersenyum menyapa dgn cahaya lembutnya pada jiwa merindu

Senja menyapa dengan senyum renyahnya membentangkan sayap sayap lembutnya yang membelai rasa, menebarkan aroma melati yang tercium di udara hingga terbentang di ufuk cakrawala yang luas, senja mengajakku beryanyi dengan syair syair keindahan cinta mengajak pelangi ikut berdendang menebarkan senyum pada biru semesta untuk teduhkan jiwa yang sedang merindu akan dentuman rasa yang mengecup raga

Senja hampir saja melewati batas garis yang terlewati untuk berjabat tangan erat dengan malam sementara aku masih menunggu di hamparan bukit hijau yang temaran menanti datangnya rembulan yang tersenyum manis, ingin aku petik rembulan agar dapat bersanding denganku melewati malam ini dgn indah bercanda dan bercerita akan keindahan rasa.

Telah susuri jalan yang lewati masa akan tapak liku yang terus berjalan mengisi air pada telaga hidup untuk mencari dekatnya rasa pada asa yang terus di bingkai dengan hiasan malam dan lukisan siang terus berpacu pada gerak yang masih ada hingga nafas masih bercanda pada raga yang harus di rangkai dalam keindahan makna untuk bisa berbagi pada waktu yang masih tersisa

REMBULAN KUNCUP

Rembulan tampak kuncup di pembaringanya

tak ada cahaya yang tebarkan senyum awan
hanya ada suara angin yang bisikan malam
berjalan satu satu di keheningan rasa

Rembulan tampak lelah di gelapnya malam
tak ada tarian yang gemaskan laut
hanya ada debur ombak yang berlari lari
mendekap malam di serenceng doa

Rembulan mari bersyair di indah malam
yang penuh gelembung rindu yang biru

akan letupan letupan cinta yang terangkan hari
akan dentum rasa yang ramaikan nadi
akan semburat cahaya yang merahkan darah

Rembulan mari bersyair dengan lukisan rasa yang indah
pada bukit bukit rindu yang selalu tersenyum
pada kelopak hati yang merekah di udara
pada derasnya malam mendekap rembulan

TANYAKU KEPADA MALAM

Dalam diam aku bertanya pada sebuah hati akan nyanyian resah yang mengusung malam pada kebisuan siang yang tawarkan laut pada desau angin yang bersayap lebam, terus menari di denting rasa akan derasnya rindu yang terpahat di dinding tanpa detak yang beryanyi pada gurauan burung yang mengeja kata dalam bait bait yang tak terbaca

Kala hening merajah malam terdengar lantunan nada nada yang menguras rindu bergemericik air menetes basahi hati jatuh satu satu dengan lembutnya menjalar kecup sendi rasa hingga laksana melayang bagai kapas yang tertiup angin berlenggak lenggok di udara berjalan di kaki kaki langit, hening yang ku rindu akan sentuhan keindahannya


Malam mulai berkedip akan alunan nada dendang yang bergemericik tawa akan canda bidadari berselendang rembulan mendekap malaikat tampan pada sayapnya yang teduh di bentangkan dengan senyum yang menawan singgah di telaga telaga cinta akan belai yang tak pernah habis pada sentuhan rasa yang menuju sungai yang bermuara kasih.

TANYAKU

Ketika rasa di kesampingkan di biru-Nya alam
akan jiwa yang kering kerontang dengan embun fajar
pada pendar cahaya yang gelap di dunia maya
merintih hingga angin terpecah menjadi buyar
haruskah di paksakan dengan lolongan srigala malam
menjerit dengan mulut yang selalu berbusa
bergelimang kebencian dan kerinduan
mencari kebenaran dengan nafsu binatang


Aku coba merangkai kata belajar membuat syair dengan indah
belajar dengan alam belajar dengan malam juga belajar dengan hujan
merangkum segala ada dengan rasa yang masih tersisa
mengungkap segala yang ada di jiwa,aku tak pernah berprasangka
niat tulus ingin berbagi rasa,apakah masih ada yang ingin di pertanyakan,
ketika aku minta senyum bukan hinaan.



Adakah yang lebih indah ketika bisa melihat diri sendiri
dalam cermin yang terpampang lebar di dasar hati
berkaca pada perkataan yang benar bersikap layaknya seorang insan
mengeja bait bait yang ada bersenandung dengan irama hati
adakah yang lebih indah menjadi manusia pada diri manusia

DIMANAKAH DIRIMU

Pada jalan yang telah kita lewati
dalam gerimis maupun ombak yang membelai selalu

bergandeng bersama dalam nyanyian rembulan yang hibur langit
menabur benih benih kesngguhan hati dalam tapak liku yang penuh bintang

Aku hanyalah sepercik air yang basahi jiwamu
membasuh malam pada cahaya yang selalu datang
pada gemericik hujan yang basahi persada
ku tliskan pada segumpal awan yang tersenyum

sebuah sajak yang indah mengalir dari pancuran jiwaku
akan kerinduanku padamu


aku nyalakan lilin dalam ruang yang kosong tak berpintu

dengan senyum angin yang mengecup gunung
aku masih saja tak menemukan dirimu
hingga aku daki tangga langit yang terbentang lurus

Berjalan dengan udara yang basah yang temani aku
mengeja kata yang terus ada dalam benak yang tak mau pergi
pada segumpal rindu yang tertangkap di cermin hati
terus menari di kebisingan hari yang menguntit aku
di manakah dirimu

RASA INI

Rasa ini berjalan di bukit bukit rasa

bertafakur di dinding kasih yang biru
menghunjam di pembaringan cinta

Merindu menari akan gelitik malam
menabuh gerendang rasa yang bertalu talu
hingga terlelap dalam kedamaian di sungai hati
Rasa ini berjalan di kedalaman palung
merendang rindu dan mencengkram dada


Tali biru kini telah terajut dalam hiasan hati

mengikat rasa menjunjung ketinggian asa
menebar dalam hamparan pasir yang berkulit rindu
akan derasnya malam yang temani rembulan

Menyibak resah akan dentuman rasa yang mengeleggar
berbalur aura yang menepuk nepuk kelembutan rasa
terpesona dalam tarian rembulan yang mencumbu bintang
hingga terkulai pada rindu yang tak pernah terpejam

IJINKAN AKU MEREGUK CINTAMU

Ijinkan aku mereguk cintamu

dalam siang maupun malam
dalam gelap maupun terang
dalam hening maupun riuh
Ijinkan aku mereguk cintamupada hentakan rasa yang mereguk rindu
pada belaian hati yang membirukan jiwa
pada dekapan rindu yang menguras senyum
ijinkan aku mereguk cintamu

Aku bersandar pada tari warna pelangi

Kau didepanku bertudung sutra malam
Di hitam matamu terukir keindahan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi,malam dalam mendoa tiba
Merias muka air kolam jiwa yang terbasuh
Dan dalam dadaku memerdu lagu rindu
Menari menari seluruh jiwa ragaku
Hidup dari hidupku pintu terbuka untukmu
Selama matamu bagimu menengadah untukku
ingin ku menari dalam indah senyummu
mengecup kelopak indah biru hatimu

Bersenandung nyanyian rindu yang terus bergelombang
mengerjap ngerjap laksana kupu kupu yan tersenyum riang

ADINDA BIANCA BIRU-NYA

Duhai Adinda Bianca Biru-Nya pancaran alamku
wajahmu teduh laksana embun fajar
senyummu indah laksana kupu kupu yang menari
bila tertawa keluar butiran mutiara yang berserak


Keluar menuju angkasa asal muasal keluar dari bibirmu yang indah
aku minum embunmu seperti beningnya zamzam
dan ku dengar burung burungpun ikut menari
damai hinggap di hatimu yang berkilau
berkicau laksana burung burung penghuni surga

Lukisan wajahmu yang terindah menari di angkasa
terbawa oleh angin rindu yang melompat lompat
laksana burung kepodang yang berkejaran di dahan
segurat senyum menyembul dari teduhnya telaga hati
memancar bagaikan embun fajar yang bening


aku bentangkan sayap sayap kasih untuk melindungi kilau sinar hatimu
tersenyumlah sayang menarilah bersamaku dilautan rasa yang biru

UNTAIAN RASA

Untaian rasa yang telah terangkai menjadi kumpulan bunga bunga rindu
berkelopak merekah laksana mawar yang menatap langit
dengan tangkainya kuat teruntai di bumi,
walaupun kadang angin menerpa dan kumbang menggoda
tetap berdiri tersenyum menyanyikan syair syair keindahan cinta
laksana gemericik air sungai menggapai muara yang biru
dlm kelezatan buih buih cinta dan gelombang rindu
di pesta perkawinan laut dgn ombak


Aku selalu ada bersemayam di dalamnya laut
mengeja keindahan bukit bukit rindu yang terhampar
pada lembtnya gelombang yang menepukku
aku pun ada pada udara yang basah yang selalu aku hembuskan
ke dalam nafas khusyumu,kadang akupun bersemayam
di gelapnya kabut gunung yang berdiri kokoh
merangkai kerinduan magma yang terus membuncah
menyapa ladang, dekatlah pada kedua sayapku
agar kau tahu begitu tduh aku melindungimu


Malam ini ingin ku syairkan pada rembulan
derasnya syair syair kerinduan yang selimuti bumi
tentang kembang kembang cahaya rembulan
yang tidak menyembul keluar hanya jubah remang
yang tampak terlihat samar terlintas dalam desir angin
yang melambai di hamparan pucuk cemara
yang berdiri jenjang di bukit rindu yang tak berbaju

REMBULAN RANUM

Senja berarak pulang membawa cerita yang tebarkan rasa
pada kerinduan yang semakin dalam akan butiran butiran mutiara rasa
yang semakin mengumpal bagai bola salju yang terus bergulir
hingga menimbulkan aroma bunga melati yang menari nari
di angkasa membentuk lingkaran bunga asmara
yang semakin terang dengan warna yang cerah
laksana lengkungkan pelangi yang membelit awan




Jari jari senja menyentuh lunak

pada jendela jendela yang terbuka
memberikan sentuhan kesejukan rasa
yang indah untuk menjamu datangnya malam
terlihat di atas cakrawala tampak pelangi
sedang di pangku awan bersyair tentang kidung cinta
yang getarkan malam, di kejauhan tampak rembulan
sedang menyisir cahaya yang akan di rangkai
di persembahkan sang pangeran cinta

Langit telah berhias malam yang indah
 
laksana pengantin bidadari yang sedang berdandan
berkilaun bak cahaya mutiara yang di kandung oleh seekor kerang
jiwaku masih menunggu rembulan yang ranum dengan senyuman buah delima
seperti sekumtum mawar yang kelopaknya mengembang semalaman
dan harumnya mengupas malam hingga udara terhirup ke dalam pori pori rasa

Rembulan malam ini tanpak bulat dengan pipinya yang ranum
kemerahan menyapa merpati yang sedang menari di tengah malam
melompat lompat di balik rimbunnya dedaunan yang tedukan bumi
mengeja bait bait rindu yang terbaca di balik awan yang biru
hingga terdengar nyanyian suara yang merdu sekali
laksana petikan harpa yang menepuk nepuk jiwa
menghanyutkan malam dengan tarian bidadari telanjang bersanggul bintang

SEIKAT PELANGI

Dalam malam kutemukan terang rembulan

basahi jiwa dan ragaku yang biru
dengan pancuran cinta yang tak habis
akan gemerlapnya rasa yang merekah indah

Dalam fajar kutemukan cahaya lembut mentari
guyuri indah rasa dan sayangku
akan teduhnya kasih yang berkelopak selalu
akan indahnya cinta yang terbentang luas
pada kasih dan sayang yang terpancar di dua bola matamu


Percikan percikan asmara berkobar biru

membakar daun daun rindu yang terang
menebarkan harum bunga kesturi malam
di angkasa siang,hingga anginpun ikut bersenandung
tembangkan syair syair cinta yang penuh syahdu

Terbawa sampai ke pucuk pucuk bukit yang berbalut kasih
burungpun berceloteh riang nyanyikan kidung alam
hingga tembus ke pulau nirwana yang penuh damai
akan senyum menawan bidadari biru pujaan hati


Ingin aku memahkotai rambutmu dengan tiara kasih

juga dengan seikat pelangi yang baru saja ku petik tadi
hingga dirimu selaksa dewi embun yang basahi hati biru alamku
ingin aku baluri ragamu dengan aura biru yang aku punya
juga dengan sekuntum melati yang baru saja ku petik tadi
hingga dirimu tersenyum renyah selaksa bidadari bercahaya bintang

SYAIRKU

Syairku mengalir laksana anak sungai yang kecup muara

berjalan melintasi batu dan lumpur yang lembab
terus menerjang di kedalama lauat
hingga berlabuh di dermaga cinta

Syariku mengalun di cerahnya udara
melintasi lembah dan pegunungan
berjalan di gemuruhnya ombak
hingga berlabuh di pelabuhan kasih
Syairku terus menari di keindahan rasa
berjalan pada kuncupnya kaki mawar yang berserak
di hamparan rimbunnya bumi yang mengecapi rasa
di pancaran bunga bunga asmara terus mencoba bersyair
pada ungkapan rasa yang terus mengajak di pelataran rindu
yang belum terjamah oleh udara yang menyapa
dalam rangkaian kidung pagi yang cerahkan jiwa

PAGI INI

Pagi ini mentari kirimkan rangkaian cahaya lembut di ruang jendela jendela hati menerangkan resah dan duka akan derasnya langkah jalan yang harus di pijak pada serat serat jiwa yang berdebur ombak pada siraman hujan yang basahi persada pada hembus angin yang bertiup lembut semua terangkai dalam senyum yang ada yang ada di dasar hati tak akan terdapati walau mengembara tanpa henti mencari di rimbunnya jerami



Pagi  ini kala ku terjaga dalam lembutnya embun pagi yang menyapa
menebarkan pesona kenikmatan akan rasa syukur yang ada
mengeja bait bait nafas yang berjalan di setiap hembusnya
akan denting denting irama yang mengikutinya dalam diam, maupun gerak
detik berlalu haripun terlewati terus berputar pada titik temu yang pasti
hidup ini harus berarti akan cahaya yang teresap dalam pori yang akan menjadi pertanyaan nanti

Pagi ini gemuruh ombak meliuk dengan derasnya bercanda dengan camar yang melompat lompat memberi kabar akan awan yang sedang berduka terlihat tampak air mata awan bergelayut mengenang di cakrawala walau kadang angin membelai namun mendung masih saja terlihat dengan jelas kedukaanya,ku coba bersyair dengan kidung yaang indah dengan tarian kata yang teduh untuk cairkan awan hingga dia dapat tersenyum menyapa pagi

AROMA PAGI

Embun pagi ini menyapa dengan senyum indah yang mempersona mengembangkan kedua sayapnya berjemur di mentari sambil berdendang nyanyikan tembang tembang cinta yang gairahkan pagi sementara sekelompok mawar mengeliat dari selubungnya setelah semalam bermandikan mutiara mutiara perak yang bertaburan dari angkasa dan jiwapun ikut tersenyum menyapa aroma pagi yang penuh dgn keharuman ,teduhkan kerudung jiwa dan sabda hati

Mentari telah menyapa dalam renungan cahaya yang basahi pori bertudung jerami yang teduhkan rasa,aku sapa dirimu dalam lepitan lepitan senyum yang terkuras dalam nyanyian fajar yang ku rangkai dengan bingkai syair berkumandang di relung hatimu terbawa oleh tepukan udara yang telanjangi aku

Di antara derap sejuknya pagi terdengar nyanyian embun yang membasuh pucuk pucuk daun yang terbangun dari tidurnya hembusan angin dengan lembut mengiringi aroma pagi yang basah,nampak burung burung berlarian dan menari di udara dengan riangnya menikmati biru alamNya, mentari pun mulai menyembul keluar dari tahtanya menyapa persada dengan senyum indahnya begitu sempurna hasil ciptaanNYA harmoni kehidupan

mentari mengambang di pelataran langit meniupkan cahaya di persada biru
mengalirkan di jendela jendela dengan senyum rona keikhlasan, senyum dedaunan serta canda kepakan burung burung membubung di angkasa tampak tawa ombak yang bergulung mengejar pantai menggoda karang yang duduk termenung menanti camar yang belum juga datang rindupun tertahan di derasnya pagi


Ragaku masih terhampar di samudera awan yang basahi peraduan dengan embun pagi yang basuh wajah bersama angin yang kelilingi aura, sementara jiwaku ingin berjalan mendaki gunung menebar untai untai intan yang menggumpal, sementara pagar angin masih saja tak berikan ruang.

SYMPHONI RASA

Ranting ranting dan daun ku remas menjadi lembaran puisi
yang berbaris di lembah lembah pinus yang berdiri tegak menatap langit
menyibak terang pada nada penuh makna akan serenceng asa
yang telah di tiupkan di relung angkasa hati
menebarkan harum pada untaian sajak yang telah di rangkai
dalam seikat doa yang biru pekat bukan kelabu


Terhanyut dalam derasnya air yang melimpah laksana banjir
yang genangi petak petak sawah di kipasi cahaya yang benamkan mimpi
hingga larut di gelas yang di taburi gula, suka dan duka menjadi bahasa
yang di kidungkan rasa, hanya ada pilihan yang bisa di cerna hati
untuk luncurkan malam menjadi terang


Bagaikan bidadari menari di pelataran langit
tersenyum dan tertawa merdu sekali ,membisikan pada bintang
bait bait puisi yang lemaskan sendi hingga terkulai di hamparan
rumput hijau yang mengalir di pematang sawah
di temani burung burung yang menggoda padi yang menguning.



Aku tuliskan bait pada ombak yang berkejaran
di sela sela gemuruh angin dan tiupan awan
menguntai syair yang di terbangkan camar
terbawa pada bukit karang yang di terpa mentari
 
Aku coba tuliskan bait pada slembar daun
di sela ranting ranting yang di lewati cahaya rembulan
akan derasnya tanya pada puisi yang berbaris di pohon
pada segumpal harap yang menari di kepak angin
dalam nyanyian simphony rasa yang indah

RINDU YANG BIRU

Cahaya siang merengkuh dalam gemricik hati yang berdenyut
pada sela dedaunan yang melayang jatuh dari singgasana ranting
mengukir bintik bintik aura di selendang awan yang duduk termenung
berujar pada dawai dawai kecapi yang di nyanyikan angin
riuh rendah berdetak pada irama jantung yang mengendap rasa
akan tepukan nadi yang mengalir kentalnya darah yang beku

Gelegar kata menari di kebisuan makna berujar pada pantai sepi yang tak terguyur hujan terus menoleh pada tembang yang datang beringsut pada gemulai angin yang menerpa rasa,berpegang pada setangkai mawar yang senandungkan kebisuan awan hingga senyum menari di percikan embun yang membelai dedaunan.

Deretan kata terus berjalan di sirami embun fajar yang berkerudung rindu
terus menari di pelataran pualam yang tersapa cahaya mentari pagi
yang tersenyum, menepuk nepuk aliran nadi yang berjalan
hingga gemericik air berjatuhan satu satu di iringi nyanyian syimphoni rasa
yang teduh menggetarkan dinding yang tersekat jarak dan waktu,
terangkai dalam rindu yang biru