Minggu, 17 Juli 2011

HENINGKU

Hening telah melepas kelambu menari di juntai malam
detak cahaya merengkuh di bukit yang tak berpintu
bergelombang bagai ombak yang teduhkan laut biru
pada getar seruling jiwa yang nyanyikan tembang hujan

Memecah angin dalam bingkai kabut yang hiasi gunung
getar halus merambat di nadi yang berdenyut
mengipasi malam dengan gemerisik dedaunan
terpahat pada dinding yang berhias kelam

Pada warna warna yang tak lagi bercorak bintang
mengupas rindu dengan serpihan mutiara yang cemerlang
terus menjalar di pekat warna yang membius kunang

Hening terus berjalan menanti teriakan fajar
bergeser dari denyut denyut nadi yang menoleh sepi
berpijar di kedalaman laut yang tak berombak lagi
hingga terang terbius oleh puisi yang dihembuskan kerang

Denting kian terasa di kejauhan mendekap senyum yang indah
mengoyak terali rindu yang terus berdentang terang
menguras telaga air yang berkilau di taman mawar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar