Kala hati melarut dalam dekapan resah
dalam bayang yang terus saja mengejar malam
hingga detak terus berputar meniitis sunyi
larung dalam deranya air yang mengalir
Walau sinar temaran terus saja membayangi
akan gelap yang terasa terang
akan terang yang pejamkan mata
hingga hanya bisa terpaku bagai lampion ruang
menerangi bisu pada kotak kosong
Adakah jalan terbentang lurus
adakah jalan liku tak berlubang
adakah jalan sepi yang menari
adakah jalan terang yang lalui lorong
Haruskah bertanya pada dinding yang bisu
haruskah berkata pada angin yang telah menghilang
haruskah terus terdiam akan rasa yang bergemuruh
Walau rantai kodrat menghujam jelas
terkungkung pada hakekat yang hakiki
apakah jiwa ingin terus kering oleh embun yang tak basah lagi
bingungpun melanda bagai air yang basahi lantai
dalam bayang yang terus saja mengejar malam
hingga detak terus berputar meniitis sunyi
larung dalam deranya air yang mengalir
Walau sinar temaran terus saja membayangi
akan gelap yang terasa terang
akan terang yang pejamkan mata
hingga hanya bisa terpaku bagai lampion ruang
menerangi bisu pada kotak kosong
Adakah jalan terbentang lurus
adakah jalan liku tak berlubang
adakah jalan sepi yang menari
adakah jalan terang yang lalui lorong
Haruskah bertanya pada dinding yang bisu
haruskah berkata pada angin yang telah menghilang
haruskah terus terdiam akan rasa yang bergemuruh
Walau rantai kodrat menghujam jelas
terkungkung pada hakekat yang hakiki
apakah jiwa ingin terus kering oleh embun yang tak basah lagi
bingungpun melanda bagai air yang basahi lantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar