Kamis, 10 Maret 2011

GALAU

Detik detik air dari langit jatuh terhampar pada ladang yang biru
membasahi lereng lereng bukit yang tak bertepi
menjalar pada keresahan hati yang galau
pada sekumtum mawar yang telah terkoyak
pada hembusan angin yang deraskan lirih
pada getaran malam yang dengungkan sepi
pada hamparan siang yang tak jatuhkan terik

Detik detik air dari langit telah menari
membasahi kedukaan yang menyelimuti kabut
merindukan nyanyian angin yang bersayap damai
menetaskan sepi yang terus berdendang
akankah sungai tetap mengalir pada indah muara
akankah laut masih menari dengan ombaknya
akankah burung masih saja bisa berkicau

Terus menghujam pada sentuhan rasa
terus menari pada dentuman raga
selalu terus bertanya
selalu terus menggoda
pada denyut yang meraba
pada rasa yang membuncah
Galau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar