Senin, 14 Februari 2011

PULAU BIRUKU

Ragaku masih terhampar di samudera awan yang basahi peraduan dengan embun pagi yang basuh wajah bersama angin yang kelilingi aura, sementara jiwaku ingin berjalan mendaki gunung menebar untai untai intan yang menggumpal, sementara pagar angin masih saja tak berikan ruang.


Angin yang memagari jiwaku telah pergi bersama letupan cahaya yang menghampiri, kini jiwaku terbang di dirgantara cinta, membasuh jendela jendela yang berdenyit, memasuki ruang ruang kamar yang lembab,jiwaku pun bertengger pada gaung yang kumandangan lantunan suci, berendam dengan asmaNya


Jiwaku kini berada pada ruang di penuhi untaian dzikir daln lafadz doa yang saling bersahutan akan keindahan BiruNYA yang menyelubungi dengan rahman dan rahimNya, jiwaku terpesona pada aliran basah yang menghangati rongga dada pada ragaku akan kesejukan yang tercipta, jiwaku berlabuh.
pada kapal yang indah yang akan membawa ke pulau biru yang penuh penghuni para bidadari surga.


Pulau biru yang aku tuju telah di huni bidadari bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan dengan cahaya yang bertabur kilau, tidak ada perkataan yang sia sia dari bibir manisnya dan tidak ada perkataan yang timbulkan dosa semua tersenyum manja menunggu kehadiran jiwaku pada bekal yang ku bawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar