Sabtu, 05 Februari 2011

RESAHKU



Kadang aku ingin menyepi di kerumunan pasar
pada hiruk pikuk yang basahi peluh jiwaku
karena kadang tak bisa aku basuh dengan
sapu tangan indah biru yang aku punya
yang telah koyak dan kotor oleh debu jalan



Kadang ingin ku bersembunyi di balik gunung
pada bising suara yang memekak telinga
karena aku tak bisa tutup suara yang ada
walau telah ku tutup dengan kapas putih punyaku
tapi itupun sudah aku tak punya lagi



Kadang ingin aku bersembunyi di dalamnya laut
pada gelak tawa yang tak berkesudahan
karana kadang aku tak bisa raup dengan ketenangan
ingin ku bermain dengan ikan atau bercumbu pada terumbu
tapi itupun tak bisa aku lakukan dalam gerakku


Aku tak bisa tangkap kesunyian ini untuk kutaruh di bejana perakku
karana sayap sayap kesunyian datang dengan ujung pedang tajam
menghunus ke dalam raga dan menyobek kulit indah poriku
dan kesunyian itu menjalar pada bentuk rasa indah biru yang aku punya
Ingin ku rengkuh di kedalaman hati telaga biruku agar bisa kutetaskan
di keranda malam yang aku punya dan ku ingin erami dengan indahku

Tetapi selalu saja ada tanya apakah itu bisa menjadi bibit yang indah
sedang waktu yang ada dan rasa yang aku punya sudah tak ada lagi

RESAHKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar