Minggu, 20 Februari 2011

HANYA UNTUKMU

Hanya untukMU aku curahkan
hanya unyukMU aku rasakan
hanya untukMU aku haturkan
hanya untukMU aku hamparkan

Tak ada tempat aku untuk mengadu
tak ada tempat aku untuk bersandar

tak ada tempat aku untuk meminta
tak ada tempat aku untuk bersedih


Hanya untuMU aku meminta
hanya untukMU aku berbagi
hanya untukMU aku bermanja
hanya untukMU aku tertawa
hanya untukMU aku berdoa
hanya untukMU aku bersyair
hanya untukMU aku menari
hanya untukMU aku bahagia

Aku tak akan ingkari diriMU
aku tak ingkari indah nikmatMU
aku tak ingkari indah jiwaku

hanya untukMU
aku persembahkan
hidup dan matiku

MALAM YANG INDAH

Begitu hangat malam ini akan bulan yang hiasi langit
begitu teduh malam ini akan bintang yang sinari bumi
begitu damai malam ini akan awan yang berdandan
begitu sunyi akan malam yang tak bernyanyi

Aku duduk di tepian karang yang terjal
aku terhampar pada pantai berpasir putih
aku terbenam pada dalamnya laut
aku tertidur pada indahnya awan

Malam yang penuh dengan alunan angin yang sirami laut
pada ombak yang menekuk malam rindu
pada pantai yang berdendang riang



Akan kerinduan rembulan yang belum datang
akan kerinduan hujan yang tak menyapa
akan kerinduan awan yang tak berdandan
akan kerinduan bintang yang tak bebaju

Malam yang penuh dengan nyanyian rindu
malam yang penuh dengan nyanyian riang
malam yang penuh dengan lukisan langit
malam yang penuh dengan hiasan bumi

CERMIN DIRI


Cermin yang aku pakai untuk berkaca kini memantul
pada cerita yang mulai berkisah akan rajutan rajutan
tali pita yang aku buat, akan letupan letupan kecil
yang membasuh wajah hingga tetesannya yang indah
masuk kedalam jiwaku merembas hingga lubang lubang
kecil yang ada di hamparan biru jendela jendela hatiku
ingin ku hiasi cermin dengan surga airmataku
agar aku bisa persembahkan kepada Tuhan
agar dapat membantu aku menyapu debu debu


Cermin yang aku pakai mengajari pada jiwaku
untuk berhias pada keindahan rasa yang ada di telaga hati
memberikan basuhan basuhan kasih akan kerinduan
yang memberikan keteduhan pada pohon yang rimbun
hingga cabang cabangnya menjulur pada santun
akan ucap santun dan akan laku yang teruntai
dan buahnya memberikan kelezatan cinta



cermin yang aku pakai untuk berdandan mengajari aku
untuk bersikap, pada untaian rasa yang tak menguras ego
berpikir bijak dan berjalan terang hingga aura yang ada
bisa menerangi ruang memberikan pijar damai
padai bukit yang dlilit mendung dan pada kabut yang tebal

MAAFKAN AKU BUNDA

Bunda
dekap aku dengan cahaya matamu yang membias teduh
rengkuh aku dengan sayap sayap indah hatimu
sentuh aku dengan damai sejuk rasamu
aku lelah berjalan gontai di pesisir pantai biru
aku lelah mendaki pada gunung yang terjal
aku letih berenang pada laut yang berombak



Bunda
tebarkan kasih dalam buai rindu yang memijah hati
dendangkan nyanyian yang membuat ku lelap
akan keindahan kasih yang tak pernah habis
akan kerinduan yang tak pernah usai
akan kedamaian yang tak pernah luruh
akan kecup sayang yang basahi hati

Bunda
mengapa kau hanya diam membisu
tak ada kata yang kau rangkai indah
tak ada senyum yang kau baluri raga
tak ada tawa yang hilangkan sepi

tak seindah damai yang kau tawarkan
tak seindah kasih yang kau berikan
tak seindah senyum yang kau cairkan

aku hanya ingin serahkan diriku
aku hanya ingin rengkuh hatimu
aku hanya ingin indah senyummu

Bunda
apakah waktu juga belum jua habis
apakah sesal belum juga usai
apakah waktu belum juga pergi



maafkan aku bunda
akan marah yang gusarkan hati
akan sepi yang ramaikan ruang
akan terang yang tak pernah hadir
Bunda
aku luruh dalam damaimu

AKU CINTA KAMU

Apa salah yang aku tebarkan pada tanah hatimu
apa salah yang aku hamparkan pada dinding ragamu
apa salah yang aku dendangkan pada ruang hatimu
hingga kau tak basuh indah senyumku
hingga kau tak gusar akan indah candaku
...
Apakah aku tak bisa damaikan kidung resahmu
apakah aku tak bisa payungi indah hatimu
apakah aku tak bisa nyanyikan lagu kerinduan


Biarlah aku pergi bersama sang bayu
biarlah aku berlari bersama sang ombak
biarlah aku menari bersama sang angin


Agar engkau dapat mengerti aku
betapa indah rasa yang aku punya
betapa indah cinta yang aku rangkai
betapa sejuk kasih yang aku rangkum
Aku hanya ingin kau mengerti Aku cinta kamu

Kamis, 17 Februari 2011

SAYAP SAYAP SUCI

Dalam untaian sedekah biji sawi yang berlambang laku
pada ungkap yang berlandas ruang yang berisi taman
yang di ambil dari hasil yang berlambang indah suci
pada rangkaian yang terhampar di jendela hati



DIA tak menginginkan apa apa pada benda yang ada
hanya pada ungkap rasa tulus yang sampirkan jiwa
yang akan kembali pada cermin yang terhiasa biru
kepentingan bukan pada DIA tapi pada laku diri

Belenggu diri dari perkataan lisan yang terucap pada batin
pada malaikat yang mengawal diri untuk mengawasi lahir
pada DIA yang mengawal diri untiuk mengawasi batin




Ketika diri sudah dekat padaNYA, di bawah bendera kebesaranNYA
akan dekat pula dengan ilmu dan rahasia yang belum terungkap
menari bersama qadha dan qadarNYA,dan tenang dengan ketenanganNYA
di keluarkan hawa nafsu yang membelenggu dan mahkluk yang merantai

Mereka seperti gunung gunung yang kokoh, hatipun tergeletak bersamaNYA
DIA selalu melindungi pada sayap sayap yang membentang suci

RINDU JIWAKU


Jiwaku berjalan pada sayap sayap awan
yang membawaku kedalam heningnya malam
menerpa angin yang baluri raga indahku
hingga melukai pori pori yang aku bawa
menetes pada kabut yang ikut menemani
hingga kedua matanya terpejam tak melihat
apa yang aku rasa akan desakan rindu yang ada



Jiwaku berjalan pada kaki kaki bintang yang aku jejak
pada sinarnya yang membasahi keningku
hingga peluhnya membasi bilur bilur perak
dan menjatuhkannya ke bumi yang penuh biru

Jarak menjadi tirai namun waktu membuka jalan untuk ditempuh
pada bagian yang satu mencari sebagian dirinya yang lain
di antara ruh yang setengah hidup dan setengah mati
mencari serupa dari alur dan jalur yang dipahatkan
pada keduanya sama sama merah oleh gairah sama-sama biru oleh rindu



jiwaku berjalan pada untaian galaxi yang tersebar di angkasa
yang membawaku ke dalam rasi bintang yang aku suka
hingga aura yang ada di ragaku bersinar terkena sentuhan bidadari  rasa



Cerita tentang jiwa yang terbelah bagian satu terpisah
dengan bagian yang lain hanya satu petunjuk
yang ditinggalkan surga sebuah tanda rasa yang menggetar
saat belahan yang satu berada di radius belahan
yang lain bukan hanya dalam jarak malam
namun juga kata ketika bertemu akhirnya,
maka matahari menjadi tujuh warna dalam pita-pita

MAAFKAN AKU KASIH

Masihkah kau bertanya pada kesetiaan yang aku lampirkan
masihkah kau bertanya pada keindahan yang aku suguhkan
masihkah kau betanya pada detak jantung yang berdentang
masihkah kau bertanya pada derap langkah yang aku nyanyikan



Aku bertatap pada awan yang biru yang basuh embun
aku bercermin pada sungai yang bening  tak berkaki
aku tersenyum pada laut yang bergelombang sedih
aku terhampa pada ruang yang bersayap kosong

Telaga aku susuri pada keindahan hatimu yang biru
telah aku sirami pada rasa yang selalu kurindu
telah aku basahi dengan hati yang resah pilu

masihkah kau tak percaya dengan rasaku lagi
masihkah kau tak rindu lagi pada denyutku
masihkah diriku tak beri getar indah lagi
Masihkah diriku tak hiasi mimpimu lagi



aku sayang pada rasa yang derap dirimu
aku sayang pada rindu yang dirimu punya
aku sayang pada getar yang dirimu rasa

Maafkan aku kasih pada lintang yang berarak pulang
maafkan aku kasih pada desir yang tak hembus uap
maafkan aku kasih pada detak gemericik air kolam
maafkan aku kasih pada rentang yang merendang rindu

Maafkan aku kasih

DUNIA ADALAH LAUTAN

Dalam perjalanan yang tak tahu kapan akan berakhir
pada harta yang terkumpul untuk bekal timbangan suci
seperti seorang musafir yang berkelana mencari jalan
pada tujuan mencari hakekat yang ukir langit malam


Bersungguh sungguh mencari junjungan yang begitu dekat
ketulusan yang akan mencukupkan dari keletihan hati
melubangi telur wujud pada paruh ketulusan yang ada
meruntuhkan dinding dinding kerterikatan pada makhluk
dengan pangkur keikhlasan dan tauhid yang ada di diri



Pecahkan sangkar hasrat pada benda benda dengan tangan zuhud
terbang dengan hati yang bersih ke pesisir samudera TUHAN
ketetapan datang pada nahkoda yang membawa kapal inayah
yang membawa dan memyebrangi lintas menuju DIA



Dunia adalah lautan,iman adalah kapal,pelaut adalah ketaatan
pantai yang indah adalah akherat yang bernuansa biru

SANG PENUNTUN

Pada kitab yang tersimpan di rongga dada
sebagai penuntun menuju tempat singgahsanaNYA
pada sunah yang terangkum di dada manusia sejati
yang menuntun pada kecintaan budi pekerti.



Ia adalah pengharum dupa bagi hati yang layu
pemurni nurani nurani dan penghias hati yang sedih
sebagai pembuka keindahan hati yang lara
sebagai sanggul hati,duta nurani kehadapanNYA

Langkah hati yang bergerak lurus indah padaNYA
bergembira dengan anugrah biru yang datang
selalu ucap syukur dan bertambah ketaatan
pada dzikir yang menancap dalam hati yang suci



Betapa indah yang di berikan, akan samudera makrifatNYA
di nina bobokan dalam bilik bilik kelembutan kasihNYA
Selalu di jamu oleh keindahan makanan asma kebesaranNYA
pada manusia yang berakal yang berkumandang cinta
yang selalu cinta padaNYA

DEWI AMOR

Dalam lindungan bulan purnama yang rupawan
pada sentuhan serat cahaya yang menembus kristal
membalut pada kerinduan awan yang berhias malam
akan sentuhan bidadari cinta yang menghibur hati



pada guratan bumi yang berdendang manja
akan derap rumput hijau yang membias getar
pada sentuhan dewi cinta yang nyalakan pelita
akan keindahan yang getarkan gelora rasa


Selalu menadah rindu di serpihan hati
selalu kobarkan malam pada damainya
selalu teduhkan siang pada teriknya
dalam senyuman sayap sayap sang dewi cinta



Dua sejoli yang di mabuk cinta
yang selalu beri keindahan rasa
memijar lembut pada dua hati
pada tautan yang membuncah rasa
lenggok malam goyangkan karang
denyut siang rindukan pantai biru
pada sentuhan kesejukan sang dewi cinta sejati

Selasa, 15 Februari 2011

DINDA

DINDA
Cobalah ceritakan apa yang kau rasa
cobalah ceritakan yang ingin kau baca
cabalah ceritakan yang ingin kau dengar
cobalah ceritakan yang ingin kau tulis

Akan rasa yang hembus angin
akan rasa yang tawarkan laut
akan rasa yang sejukan hutan
akan rasa yang getarkan gelombang


DINDA
Biar aku damaikan dalan keindahan kabut
biar aku dinginkan dalam kesunyian angin

pada cerita yang membawa duka
pada cerita yang mengejar lara
pada cerita yang mengundang rindu


DINDA
Menarilah dengan keindahan malam
tersenyumlah dengan keceriaan pelangi

Biarlah cinta itu bermain pada kotak kosong
biarlah cinta itu mengajari hidup suci
biarlah cinta itu memberikan makna hidup



Cinta indah yang tak pernah mati
cinta indah yang akan kembali
cinta indah yang berwujud hakiki
cinta indah pada SANG ILAHI

AKU


Aku tak bisa merangkai kata seindah pujangga
aku tak bisa bersyair kata seindah penyair
aku tak bisa menulis kata seindah penulis
dan aku pun tak bisa pandai berkata kata

Dalam gelap aku hanya ingin melihat terang
dalam suka aku hanya ingin melihat duka
dalam sedih aku hanya ingin melihat senyum

Aku hanyalah kertas kosong yang tak berwarna
aku hanyalah botol yang tak berisi angin
aku hanyalah sumur tua yang tak berisi air
aku hanyalah pena yang tak berisi tinta

Aku hanya bisa hibur dengan senyumku
aku hanya bisa rangkul dengan  damaiku
aku hanya bisa hembus dengan indah qolbuku
aku hanya bisa beri warna lembut biruku

karena diriku adalah alam biru
yang ingin beri kata pada santun
yang ingin beri warna pada hidup
yang ingin beri makna pada kata


Senin, 14 Februari 2011

TERSENYUMLAH SAYANG

Saat mentari masih malu tampakkan diri
saat bilur bilur langit basahi persada
saat angin tak tampakan sayapnya
saat embun tak bernyanyi lagi


Dirimu masih saja terdiam
dirimu masih saja membisu
dirimu masih saja terpaku
dirimu masih saja terbenam

Aku hamparkan indahnya rasa
aku hamparkan indahnya senyum
aku hamparkan indahnya gelora


ada apa yang kau rasa
ada apa yang kau ingin
ada apa yang kau mau
ada apa yang kau cipta

Apakah aku harus bertanya pada angin
apakah aku harus berkata pada debu
apakah aku harus tertawa pada batu
apakah aku harus berselimut rindu



Tersenyumlah sayang
tersenyumlah kasih
tersenyumlah rindu
Untuk tenangkan telaga hatiku

GURAT RASA

da apa dengan rasa yang menitis pada sepotong roti
yang mengurai akan indahnya malam yang sunyi
yang tersenyum akan indahnya siang yang terik
ada apa dengan rasa yang menghantam kelopak hati



Yang menguntit rindu akan kabut yang menepi
yang mengintai gelombang akan liuk pantai
yang menikam malam akan fajar yang datang
yang mencumbu rembulan akan bias sinar sang bintang

Ada apa dengan rasa yang menggurat nadi
pada kesunyian yang menerpa tebing
pada kehampaan yang menerjang dinding
pada kerinduan yang menguras senyum


Ada apa dengan rasa yang mencumbu darah
akan detak yang berjalan lirih
akan hentak yang menerjang langkah
akan derap yang menggusur nada

Haruskah rasa mengejar pada awan yang turunkan hujan
haruskah rasa berlari pada ombak yang mengejar pantai
haruskah rasa melayang pada angin yang mencubit rindu



biar rasa berputar mengelilingi angan
biar rasa berdendang menidurkan mimpi
biar rasa tersenyum menyapa pagi
biar rasa tertawa menyapa malam

TAK INGIN TERGADAI

Dalam hamparan pigura yang tertancap di dinding
pada hiasan awan yang di penuhi bintang
pada hiasan gunung yang di penuhi kabut
pada deburan ombak yang temani laut
pada kicau burung yang hiasi hutan

Jiwaku tak ingin menyapa malam yang tak berbaju
jiwaku tak ingin mencumbu bintang yang tak berkedip
jiwaku tak ingin tersenyum pada rembulan yang tersipu


Pada getar yang hiasi ladang gandum
pada rasa yang hiasi malam sunyi
pada raga yang penuhi angin malam

Pada derap langkah yang tertata rapi
jiwaku tak ingin terantai malam
jiwaku tak ingin tergadai siang
jiwaku tak ingin tersentak fajar
jiwaku tak ingin terkurung terik

Akan aku hembuskan tawar pada laut yang asin
akan aku getarkan  rindu pada kabut yang pekat
akan aku tiupkan senyum pada angin yang nakal

Dengan sentuhan keindahan yang aku ada
dengan kelembutan suci yang aku punya
dengan kedamaian rindu yang aku rasa

JIWA RINDU

Jiwaku akan melayang di dirgantara cinta
berjalan pada jendela jendela hati yang merindu
bersapa pada serat serat rindu yang menggoda
berteman dengan lantunan kidung yang damai'



Jiwaku akan menari lembut di angkasa kasih
menebar benih benih keindahan rasa
merangkai bait bait ketulusan hati
memintal jarik jarik kehalusan raga



jiwaku akan bernyanyi di balik awan
bercanda dengan bidadari penebar rasa
berteman dengan rembulan yang tenangkan bumi
bersahabat dengan peri yang baik budi

Jiwaku  lembut bagai embun basahi daun

GETAR YANG MAKIN HILANG

Getar rasa tersimpan pada lemari bambu
tertiup angin lembut yang membuka tabir
akan indah yang masih saja mendekap resah
dalam lampiran cerita lama terbungkus lara
kisah pada laut menghantar gelombang pasang

meggulai karang yang di rundung sepi
akan gelora rasa yang mengiris sunyi
menguntal rindu yang tak berkesudah
akan raga yang telah senyap kelam
akan jiwa yang telah hinggap gundah


getar masih saja ada pada pelita tertiup angin

pada hentak kabut yang susuri gunung
pada buih embun yang tertangkap angin
pada detak jantung yang tergores sembilu

akan rindu yang menyapa senja
akan rindu yang menyapa malam
akan rindu yang menyapa siang

getar rasa mengurai mimpi yang terbasuh detak

akan mata yang terpejam lirih
akan telinga yang mendengar derai
akan mulut yang terkunci rapat
akan getar yang kian hilang

BUNDA


BUNDA
aku hamparkan doa biru  indah untukmu
pada kerinduanku yang dalam hangat
pada indah telaga pada indah dermaga
pada indah kabut yang selimuti gunung
pada indah gelombang yang hiasai laut
pada indah dahan yang hiasa pohon jati


BUNDA
aku hamparkan kata yang indah
pada cintaku yang terindah bingkai
pada indah rasa menebar rindu
pada indah raga yang terpisah jarak
pada senyum yang menghias bibir
pada hangat pelukan yang getarkan damai


BUNDA
aku hembuskan rindu tak terpisah jarak
pada kesunyian yang hempaskan ruang
pada kedukaan yang deraikan mimpi
pada nada yang dentingkan lagu
pada getar yang selubungi resah

AKU CINTA PADAMU



Adakah yang merisaukan dirimu

Pada getar yang menyibak rasa
pada nada yang terurai merdu
pada nyanyian yang mengurai riang
pada desah yang menguntit rindu

Adakah yang merisaukan dirimu

Akan rasa yang aku sampaikan
akan nada yang aku nyanyikan
akan irama yang aku mainkan
akan embun yang basahi hatimu

Adakah yang merisaukan dirimu

Aku hanya sampaikan rasa
aku hanya nyanyikan nada
aku hanya kembangkan senyum
aku hanya inginkan kamu


Adakah yang merisaukan dirimu

Ku titip pada angin nyanyian rindu
ku titip pada ombak tebarkan rasa
ku titip pada angin sampaikan nada
kutitip pada malikat sampaikan doa

Aku hanya ingin sampaikan rasa

Aku cinta padamu

JIWAKU

Jiwaku melayang pada beranda maya dalam sinar yang redup mencari di kesejukan kata, menerka di indah makna
apa yang tergurat apa yang terasa, pada cadar yang tertutup kabut
tak ingin tersingkap pada rasa yang menyergap, pada segelas madu yang jatuh bercecer.



Add caption


jiwaku masih bersandar pada awan yang aku pijak



Awan yang aku pijak tak mampu menahan jiwaku yang masih saja terus ingin bertanya pada sang rembulan yang hanya duduk termenung pada pikiranya yang hampa,jiwaku terselubung pada aura yang mengeja kata yang tertulis di hamparan pasir yang hilang terhapus gelombang, jiwaku hanya bisa melintas dalam pikir yang tak berjendela, berkutat pada angka yang kosong.





Jiwaku masih saja ingin berjalan pada kaki kaki gelombang yang datang, terus saja berkutat pada buih buih ombak yang menerpa raga, ingin ku selami samudera yang dalam hingga jiwaku mengerti akan derasnya sayap sayap kabut yang menikam rasa, menghujam di detaknya angin.



Hamparan selimut malam yang menguliti jiwaku selalu saja menggoda akan rasa yang terus saja ada tak berhenti mengalir seperti embun yang basahi rumput yang hijau, jiwaku tak bergeming akan malam yang menetas sepi akan rindu yang berjalan kaki, jiwaku selalu akan mencari pada indah kabut
yang susuri gunung







Masih saja belum ku temui pada bayang yang jelas ada terpancar pada sinar pelangi yang naungi senja, tergambar oleh rembulan yang sinari kabut, jiwaku luruh terbawa angin yang hembuskan malam, hingga hanya denyut denyut yang tak berirama yang menemani sepi, jiwa menyelam di keheningan


jiwaku harus menghilang,.................menemui langit yang belum terdaki

JANJI YANG RETAK

Janji terucap pada secarik lontar yang di basuh jiwa yang menjalin kasih
pada indahnya altar yang terselubung doa menabur buih buih embun biru
saling menari bersama hingga sayap sayap putih kematian hadir menghampiri
selalu bersama walau rentang sunyi selalu saja, ada menebar di perjalanan kasih



Pada bahtera yang berjalan di deras gelombang lautan, di deras badai yang datang
kapal yang berpenghuni tertiup oleng akan hembus angin sejuk yang menguntit rasa
buah apel yang ranum akan keindahan warna pun pudar termakan cuka yang menetes
hingga jarak yang menguntit rasa makin hilang akan gemuruh seruling yang tertiup keras



Tak ada nyanyian yang merdu hanya suara sumbang yang memekakan telinga
Tak ada senyuman manis hanya  batuk kecil yang menggangu malam akan pijarnya
Tak ada tawa canda pada gelombang laut yang menimang ombak dengan mesra
Hanya getas pada angin yang mengetam pori hingga desir desir yang hilangkan mimpi



Akankah jalan terlewati pada tujuan yang masih saja menghilang dalam bayang hitam
Akankah mimpi menjadi nyata pada untain permata yang telah hampir menjadi tasbih
Akankah gula gula terus masih terasa manis pada angin yang telah membawanya pergi



Janji yang retak telah menghujan malam, janji yang retak telah kotori jalan
janji yang retak telah membakar siang, janji yang retak telah menguras masa
janji yang retak telah menghantam karang, janji yang retak telah kaburkan awan

KEMATIAN

Dalam hentak akan laku yang selalu berjalan pada untaian rasa
menyibak akan getar pada gelora yang selalu saja menyapa
akan kerinduan pada bekal yang masih yang teronggok di tanah
masih bias akan sinar yang menaungi jiwa pada bentuk yang abtrak



Ketika sang tampan datang menghampiri pada indah pantun yang terbaca
dalam urai yang tergambar pada laku yang tercipta dari masa ke masa
bertanya pada kabut yang hiasi raga, bersapa pada cermin yang hiasi rasa
adakah timbangan yang terbawa pada bentang lurus yang tercipta


Dalam masa yang habis untuk bercerita, pada panggung yang telah tertutup
dan gambar kesedihan dan kegembiraan telah menjadi kosong, tak ada detak
tak ada lagi kekayaan,kemiskinan,kesusahan,kesejahteraan, sakit dan lapar
kiamat telah terjadi pada diri dan yang jauh menjadi dekat dan semakin dekat



Dunia memiliki batas  akhir, batas akhirat tak terbatas waktu akan abadi selamanya
cukuplah jadi penasihat bagi diri sendiri,biarlah batin yang bicara akan indahnya
KEMATIAN


' Setiap orang memiliki tujuan , dan tujuan setiap orang yang hidup adalah kematian"